Jumat, 30 September 2011

Lantaran Masuk Kristen, Pria Iran Diancam Digantung

Perisai.net - YOUCEF Nadarkhani terancam digantung lantaran masuk Kristen. Pengadilan Kota Rasht di Provinsi Gilan telah memberikan waktu tiga hari buat ayah dua anak ini kembali ke agama Islam.

Dalam sidang pada Ahad, 25 September 2011, pria 34 tahun ini menyatakan tidak akan kembali menjadi muslim. "Kenapa saya harus kembali? Kepada hujatan yang saya dapatkan sebelum saya menjadi pengikut Krsitus?" kata Nadarkhani. Nadarkhani yang kini menjadi pastor itu ditahan setelah berupaya mendaftar dengan agama baru pada Oktober 2009. Para pendukungnya menyatakan ia ditangkap setelah mempermasalahkan monopoli muslim atas perintah agama terhadap anak-anak di Iran.

Pengadilan Rasht memvonis dia dengan hukuman mati pada September 2010. Namun Mahkamah Agung menunda pelaksanaan vonis itu. Mereka memerintahkan pengadilan menanyakan kembali apakah Nadarkhani bersedia kembali masuk Islam. Para penyokongnya khawatir kalau pelaksanaan hukuman gantung itu bakal dilakukan pekan ini. Jika terjadi, ini pertama kalinya Iran menggantung seorang Nasranai karena alasan agama dalam 20 tahun terakhir.

Saat ini, terdapat sekitar 100.000 pemeluk Kristen taat di Negeri Mullah itu. Iran sangat prihatin dengan penyebaran agama Kristen itu. []


Senin, 26 September 2011

Islam, Perdukunan, dan Keselamatan Melalui Isa Al-Masih

KemenyanSaya dilahirkan dari keluarga yang beragama Islam. Dari tujuh bersaudara, saya anak keenam. Karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kurang, maka semasa kecil kami semua tidak mendapat perhatian dari orang tua. Kami seperti dibiarkan begitu saja. Dan sifat keras kedua orang tua kami sangat mempengaruhi kehidupan anak-anaknya.

Keluarga Muslim Yang Suka Ke Dukun

Meskipun memeluk agama Islam, kedua orang tua saya juga menekuni aliran kepercayaan “Pangestu”. Mereka biasa pergi ke dukun-dukun. Hal itu membuat saya juga mengikuti ajaran Pangestu. Namun ketika masih di sekolah dasar, saya belajar agama Islam.

Jadi masa kanak-kanak saya diisi dengan dua macam “iman”. Iman agama Islam dan perdukunan. Sekarang saya heran bagaimana kedua macam “iman” itu bisa berdampingan dengan “rukun.”

Praktek Perdukunan

Saya ingat betul suatu hari orang tua saya pergi ke dukun. Tujuannya untuk meminta rejeki tambahan.

Sang dukun memberi sebuah kotak kayu kecil. Dan setiap minggu orang tua saya diminta mengadakan semacam ritual. Mereka harus memberi bunga pada kotak itu sambil membakar kemenyan.

Saya ikut-ikutan membakar kemenyan. Minggu demi minggu kami melakukan itu. Tetapi apa hasilnya?

Neraka Dalam Keluarga

Pertengkaran KeluargaWalaupun kemenyan dibakar terus, tetapi kondisi ekonomi orang tua saya tidak mengalami kemajuan. Bahkan dalam keluarga sering timbul pertengkaran. Ayah bertengkar dengan ibu. Orang tua bertengkar dengan anak-anak.

Di rumah tidak ada damai. Setiap hari rumah kami terasa begitu panas karena penuh dengan ketegangan. Saya jadi tidak betah tinggal di rumah. Akibatnya saya lebih senang tinggal di rumah teman-teman saya.

Al-Quran Menyebut-Nya Isa Al-Masih

Sekitar waktu itu, kakak laki-laki saya mempunyai beberapa teman Kristen. Mereka mengajak kakak saya ke gereja. Dan di sana kakak saya mengenal Isa Al-Masih. Lalu dia memperkenalkan Isa Al-Masih kepada kami sekeluarga. Kedua orang tua saya bertobat dan menerima Isa sebagai Juruselamat.

Mulai saat itu saya pun diajak ke gereja. Tetapi tidak ada yang membimbing saya pada Isa. Persoalan saya ialah, saya orang berdosa tetapi saya membiarkan Isa Al-Masih berada di luar hati saya. Ini membuat saya tidak mengerti, mengapa saya sering merasa kecewa. Saya berpikir Tuhan tidak mengasihi dan mengabaikan saya.

Keputusan Yang Mengubah Hidup Saya

Ketika kuliah saya di universitas hampir selesai, saya berteman dengan seorang Kristen. Dia menolong menyadarkan saya, bahwa Isa Al-Masih benar-benar mengasihi saya. Segera saya mengambil keputusan terpenting dalam hidup saya. Dengan iman saya menempatkan Isa dalam hati saya.

Rasanya seperti saya hidup kembali dan mulai berjalan dengan tujuan baru. Hidup jadi dipenuhi sukacita karena beban dosa telah terlepas selamanya!

Melayani Isa Al-Masih

Beberapa tahun kemudian, setelah menikah saya masuk sebuah sekolah khusus untuk melayani Tuhan. Di sana saya belajar Alkitab, firman Tuhan yang tertulis. Saya jadi semakin mengenal Isa Al-Masih. Ternyata Dia tidak pernah mengabaikan saya.

Saya orang berdosa, tapi Isa telah menghapus dosa saya. Dia juga mengijinkan saya untuk melayani orang lain. Ini sebuah kehormatan besar yang Isa Al-Masih berikan. Hidup saya sekarang sangat berbeda dengan dulu. Bagi saya hidup tidak berarti sama sekali tanpa Isa Al-Masih!

[Staff, Isa dan Islam – Apakah saudara bergumul dengan perdukunan? Dan belum mengalami hidup baru yang dinikmati oleh Penulis? Kami menyediakan kesaksian tambahan dari orang-orang yang menerima hidup baru dari Isa Al-Masih.]

(Sri Lestari, Ponorogo)

Sumber: ISA dan ISLAM

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Rabu, 21 September 2011

Muslim Wahabi dari Arab Saudi Menemukan Kasih Ilahi

UntaSaya seorang Muslim Wahabi dari keluarga Muslim di Saudi Arabia. Saya bertumbuh sebagai Muslim yang saleh. Menerima dan melakukan setiap ajaran Islam dalam kehidupan saya.

Mempelajari Al-Quran Secara Mendalam

Sebagai orang Arab, saya mempelajari Al-Quran di rumah, di mesjid dan di sekolah. Di usia 12 tahun saya sudah hafal setengah dari Al-Quran. Yang saya pelajari, manfaat menghafal Al-Quran dapat menutupi dosa. Juga ini merupakan amal pada hari kiamat serta meningkatkan kedudukan di sorga.

Selama mempelajari Al-Quran, pelajaran yang paling menarik bagi saya adalah membenci semua orang yang tidak mengikuti ajaran Muhammad. Termasuk orang Kristen dan Yahudi. Saya adalah musuh Kristen!


Jumat, 16 September 2011

Inilah Kebenaran Yang Sejati Alkitab dan Alquran

TUHAN MEMBERITAHU SAYA SECARA PERIBADI
Dulu saya merupakan seorang yang sangat aktif dalam Islam, juga merupakan salah seorang dari Penggerak Muhammadiah dan seorang pengajar Islam.Pada tahun 1947, saya dipilih untuk menjadi pengerus pada Kongress Muslim Kalimantan di Amutai, bersama-sama dengan K.H Idham Chalid. Pada tahun 1950-51 saya menjadi Imam Muslim untuk pasukan tentara di Banjarmasin, dengan kedudukan yang tinggi. Rencana saya telah diterbitkan dalam beberapa majalah Islam seperti Mingguan Adil di Solo, Mingguan Risalah Jihad di Jakarta dan Mingguan Anti-komunis di Bandung. Saya bekerjasama dengan Gerakkan Anti-Kristen dari tahun 1936 di Muara Teweh (Barito) hingga tahun 1962, turut berpartisipasi dengan kelompok yang merancang untuk membentuk undang-undang Islam di seluruh Indonesia, yang mana secara tidak lansung sangat bertentangan dengan dasar keKristenan.

Sebenarnya saya telah memiliki Kitab Suci Injil sendiri semenjak tahun 1936. Walau bagaimanapun, saya tidak membaca dan mencari kebenarannya, tetapi mencari ayat-ayat yang dapat membantu saya untuk berdiri teguh sebagai seorang Muslim yang mempunyai sikap anti-Kristen, dan bersedia untuk menyerang keimanan orang Kristen secara lebih mendalam. Saya juga mengutuk ‘Isa Al-Masih hingga saya berumur 40 tahun, menolak semua yang mengatakan Dia adalah Tuhan. Saya sengaja mentertawakan dan menolak kebenaran. Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat, Dia berusaha mencari dan menyelamatkan saya.

Pada tahun 1961, sewaktu saya mencatat khotbah saya di masjid, saya melihat ayat pada surah Al-Maidah 68, yang berbunyi: Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu’. Saya sudah membaca ayat ini ratusan kali, tetapi akhirnya Tuhan berbisik kepada jiwa saya tentang ‘Taurat dan Injil’ yang mana tertulis di dalam Al-Quran adalah sama dengan Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Kitab Suci Injil sekarang. Saya selalu berpendapat bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Al-Quran telah hilang, dan isinya yang benar adalah yang terdapat di dalam Al-Quran. Saya merasa yakin bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Kitab Suci Injil sekarang ini adalah palsu, dan isi yang sebenarnya telah dirubah, dilupakan serta ditambah-tambahkan oleh beberapa pihak. Bagaimanapun, jiwa saya memberitahu saya bahwa Taurat/Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah benar, namun pikiran saya tidak percaya apa yang dikatakan oleh hati saya: ‘Tidak! Taurat dan Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah palsu’. Pikiran saya bertentangan dengan jiwa saya dan perasaan saya, dan saya menjadi tidak pasti serta ragu-ragu terhadap apa yang betul sebenarnya.

Senin, 12 September 2011

Bagaimana Saya Menjadi Orang Kristen Sejati

Jember

Sejak kecil saya sudah Kristen keturunan yang taat kepada ajaran dogma gereja. Walaupun di lingkungan saya adalah mayoritas non-Kristen dimana mereka sering merokok, minum-minuman keras, dan saya juga kerap kali berkumpul dengan mereka tetapi saya tidak mengikuti perbuatan yang mereka lakukan. Saya merasa seperti ada sekat yang membatasi saya.

Pengalaman ini membuat saya semakin fanatik kepada dogma gereja saya sehingga menganggap ajaran itu yang paling benar dan suci. Saya banyak menggunakan waktu untuk ke gereja, karena takut bersalah dan dihukum gereja. Akibatnya saya tidak tenang dan tertekan. Saya juga takut menghadapi kematian karena tidak mempunyai kepastian jaminan keselamatan kekal.

Yesus adalah Juruselamat

Saya menerima Yesus sebagai Juruselamat ketika saya bekerja di sebuah koperasi. Satu hari pada jam istirahat saya pulang ke rumah, saya mendengarkan teman kakak saya bertanya kepada ibu saya: "Apakah ibu sudah percaya Tuhan Yesus, dan yakin masuk sorga kalau meninggal dunia?"

Mendengar hal itu saya bingung, saya menjadi resah dan bertanya-tanya dalam hati, apakah orang yang sudah beragama Kristen apalagi bergereja belum pasti masuk sorga? Perkataan ini terus saya renungkan dan kami bahas bersama kakak dan seorang teman kakak saya. Setelah diberi penjelasan dari Injil Yohanes 3:16, " … yang percaya kepada-Nya (Isa Al-Masih) … beroleh hidup yang kekal" saya mengerti tetapi belum mengambil keputusan untuk menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat.

Menerima Yesus sebagai Juruselamat

Di koperasi itu saya bertugas sebagai kolektor (bagian penagihan) dan sering berselisih dengan nasabah yang tidak membayar hutangnya. Kejadian ini membuat saya takut kalau-kalau pihak nasabah mengamuk dan membunuh saya. Padahal saya belum tahu pasti akan keselamatan kekal saya. Suatu hari ketika saya pulang, saya merenungkan itu semua. Sambil mengendarai motor saya menangis dan minta ampun kepada Tuhan atas kekerasan hati saya. Jiwa saya hancur rasanya, dan saat itu juga saya mengundang Sang Juruselamat masuk ke dalam hati saya untuk menjadi Juruselamat saya pribadi.

Tidak ada tanda-tanda ajaib yang terjadi. Tetapi saya mengalami damai yang luar biasa dalam jiwa saya. Dulu hidup saya penuh kekhawatiran, tetapi sekarang mempunyai keyakinan akan keselamatan kekal saya di dalam Tuhan Yesus. (dikisahkan oleh Rini, Jember, Jawa Timur)

Sumber: ISA dan ALQURAN

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Kamis, 08 September 2011

Putri Islam Arab di Libanon Menjadi Ciptaan Baru

KEHIDUPAN YANG BERARTI

Selama beberapa tahun satu pertanyaan bergema dalam pikiran saya, "Apakah artinya kehidupan ini untuk saya?" Saya seorang Arab yang dibesarkan dalam masyarakat yang sangat kuat dalam agamanya di Libanon, Timur Tengah. Ibu saya meninggal sebelum saya berumur dua tahun. Ayah saya orang baik tetapi ia mengambil isteri baru yang memperlakukan saya dengan keras sekali. Isterinya yang baru itu tidak memperbolehkan saya meneruskan pendidikan. Sebaliknya saya terpaksa bekerja supaya anak-anaknya dapat bersekolah. Pakaian saya selalu compang-camping walaupun anak-anaknya memiliki pakaian yang baik. Karena cara ia memperlakukan saya, saya mulai ingin mati. Setiap hari saya menangis, memandang ke sorga dan bertanya, "Allah, mengapa saya harus hidup sebagai pembantu yang hina dalam rumah ayah saya?" Saya sering menyalahkan Allah karena ibu saya meninggal dan saya menderita seperti ini.

Lebanon

Karena kesedihan, pada satu hari saya minum satu liter bensin dengan maksud membunuh diri, tetapi tidak mati. Pada waktu yang lain di kota Beirut saya mencoba melemparkan diri dari tempat tinggi ke dalam laut tetapi satu tangan yang mahakuasa menyelamatkan saya. Banyak kali saya tidak makan, menjadi lapar dan tidur di depan pintu rumah saya. Saya sungguh menderita tetapi tidak meninggal dunia.

Selama enam tahun seorang pengikut Isa Al-Masih menerangkan kepada saya mengenai kasih Allah. Dengan sabar, berulang kali ia mengajak saya mengikuti pertemuan untuk mempelajari Injil yang Kudus (Injil Muqaddas). Saya selalu menolaknya dengan bermacam-macam alasan. Akhirnya saya mengalah dan menerima undangannya. Untuk kali pertama dalam kehidupan ini saya mendengarkan Firman Allah. Dengan sikap yang sungguh-sungguh saya mulai memperhatikan pribadi Isa Al-Masih. Saya heran belajar bahwa Ia menderita lebih dari saya dan malahan bahwa Ia menderita untuk saya ini, yang belum percaya kepadaNya. Pada waktu itu saya juga mendengar bahwa Ia sedia mengampuni dosa-dosa saya, dosa-dosa yang tidak dapat dihapuskan walau dengan melakukan amal-amal sekalipun.

Sebelumnya saya kira saya harus melakukan bermacam-macam amal dan menjalankan semua adat agama untuk diperkenankan oleh Allah. Tetapi dari Injil yang Kudus saya menemukan bahwa keselamatan tidak diperoleh dengan perbuatan amal. Juga saya tidak dapat dilepaskan dari ikatan dosa dan hukuman Hari Kiamat dengan melakukan amal-amal. Akhirnya saya percaya pada Isa Al-Masih, mengaku dosa-dosa saya dan bertobat. Akibatnya, pada saat itu juga saya mengalami damai-sejahtera yang mengherankan dalam hati saya dan pada saat itu saya memulai satu hidup yang baru. Sungguh benar ayat suci dari Injil yang berbunyi, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus [Isa Al-Masih], ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (Injil, II Korintus 5:17)

Sumber: ISA dan ALQURAN

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Sabtu, 03 September 2011

Pencinta Al-Quran Mendapat Keselamatan dalam Injil Isa Al-Masih

Kurdistan

Saya berasal dari keluarga kelas menengah Kurdi. Lahir dan dibesarkan di Irak Utara. Ibu saya meninggal ketika saya berusia empat tahun. Ayah saya menolak untuk menikah lagi. Dia merawat saya dengan baik dan mencintai saya.

Mulai Berpuasa Pada Umur Sembilan Tahun

Ayah saya sangat prihatin akan pendidikan Islam saya. Dia mulai mengajarkan huruf Arab, Al-Quran dan hukum Islam saat usia saya masih sangat muda. Dia memiliki suara yang bagus dan ia menggunakannya untuk membaca Al-Quran dengan keras pada malam hari sebelum tidur. Saya tidak mengerti, tetapi itu terdengar sangat bagus. Kemudian, saya selalu membayangkan suaranya selama bertahun-tahun setelah kematiannya setiap kali saya membutuhkan penguatan rohani di masa tertentu. Pada usia enam tahun saya sudah bisa membaca Al-Quran. Di usia sembilan tahun saya mulai berdoa dan berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.

Keinginan Yang Kuat Untuk Belajar Agama

Liburan musim panas saya gunakan untuk melanjutkan pelajaran Al-Quran di Mesjid terdekat. Saya belajar bagaimana menafsirkan Al-Quran juga kehidupan Muhammad dan Kalifah. Di sekolah tingkat tinggi saya bergabung dengan kelompok pelajar dibawah partai politik Islam moderat. Kami memiliki jadwal pertemuan mingguan untuk mendiskusikan Jalan Hidup Islam dan bagaimana menjadi murid Islam yang aktif.