Rabu, 03 November 2010

Pemimpin Islam Iran Mengatakan Orang-Orang Muslim Bebas Untuk Menjadi Kristen – Asal Dilakukan Secara Diam-Diam


22 Oktober 2010--Pemimpin Islam Syiah, yang coba menanggapi Sinode para Bishop Timur Tengah yang diadakan di Vatican baru-baru ini; mengatakan bahwa orang-orang Muslim di Iran bebas untuk memeluk iman Kristiani, meskipun ada hukum Islam yang secara tegas menyatakan bahwa mereka yang meninggalkan Islam akan dijatuhi hukuman mati.



Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh the National Catholic Register, Ayatollah Seyed Mostafa Mohaghegh Ahmadabadi merespon pertanyaan-pertanyaan mengenai konversi dengan menekankan pada sebuah perbedaan antara menerima salah satu iman dan mempropagandakannya melawan orang lain. Saat didesak mengenai apakah seorang Muslim diijinkan untuk memeluk agama Kristen, ia menjawab:

"Ya, tak seorang pun bisa menanyakan seseorang apa agamanya. Hal ini dilarang. Tetapi jika mereka membuat propaganda melawan sebuah agama termasuk Islam, maka hal itu tidak diijinkan."

Jawaban imam Syiah ini tidak menjawab pertanyaan mengenai apa yang bisa terjadi ketika seseorang yang diduga telah berpindah agama, ingin membuat sebuah pengakuan publik bahwa ia sudah menjadi pemeluk Kristen, atau terlibat dalam ibadah secara publik di sebuah gereja Kristen.

Dalam tanggapannya terhadap Sidang Sinode tersebut, Ahmadabadi menyampaikan sebuah gambaran positif mengenai kehidupan orang-orang Kristen di Iran hari ini.

Sumber: http://www.catholicculture.org/news/headlines/index.cfm?storyid=8033

1 komentar:

  1. 42. Asy Syuura
    15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)."

    BalasHapus