KESADARAN AKAN KEBANGKITAN ISLAM
Tiuplah sangkakala di Sion dan kumandangkanlah tanda peringatan di atas gunung kudus-Ku! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, karena sedang datang hari YAHWEH, sebab, ia sudah dekat.
Suatu hari kegelapan, suatu hari kesuraman, awan-awan dan kegelapan bagaikan suasana fajar pagi yang menyebar di gunung-gunung. Suatu bangsa yang besar dan kuat, tidak pernah ada yang menyerupai dia dari dahulu dan sesudahnya, dan tidak akan ada lagi sepanjang masa turun-temurun.
Yoel 2:1,2
Pada masa kini saya percaya ada berbagai isu yang ditekankan oleh Tuhan kepada pihak Barat, khususnya kepada Gereja Kristen di negara-negara Barat. Namun yang menyedihkan, di antara sedikit orang yang tampaknya mendengar bunyi sangkakala dari surga, lebih sedikit lagi yang memahami arti suara itu. Setiap hari banyak tanda-tanda yang secara literal menghiasi halaman muka surat kabar. Tetapi tampaknya hanya sedikit orang yang memahami pesan dari tanda-tanda itu. Saya berharap buku ini memberi kontribusi yang akan membuka mata banyak orang mengenai waktu-waktu yang mendekat secara cepat. Harapan dan doa saya adalah supaya buku ini menambahkan pengertian bagi mereka yang memiliki roh yang sudah waspada dan memiliki ketajaman.
Satu Lagi Omong kosong Mengenai Akhir Jaman?
Sebelum mulai, saya ingin mengetahui sikap anda mengenai studi tentang isu-isu akhir jaman. Jika anda adalah seorang yang memandang sinis terhadap studi seperti ini, maka sebelum memulainya, saya meminta anda untuk melakukan sesuatu. Saya ingin anda membaca Bagian Tambahan terlebih dahulu.
Bagian Tambahan menjelaskan mengapa saya meyakini bahwa eskatologi merupakan aspek penting dalam kehidupan normatif orang Kristen. Apabila anda tidak yakin betapa penting bagi kita untuk sepenuhnya memahami eskatologi Alkitabiah, maka silahkan membaca Bagian Tambahan terlebih dahulu dan ketika anda sudah selesai membacanya, kembalilah ke halaman ini. Apabila anda adalah orang yang cukup tertarik dengan studi eskatologi, maka silahkan lanjutkan bacaan anda dari sini.
Kebodohan yang Luar Biasa
Buku ini pertama-tama dan terutama merupakan studi mengenai eskatologi (doktrin mengenai akhir jaman) Islami dan doktrin-doktrin serta praktek-praktek khusus dalam Islam yang secara mengherankan terlihat berkorelasi dengan pemaparan dan nubutan akhir jaman Alkitabiah. Sebagai dampaknya, saya menemukan diri saya diperhadapkan dengan tantangan yang menarik untuk memperkenalkan kepada para pembaca suatu subyek yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Banyak orang memiliki pemikiran-pemikiran yang samar-samar mengenai apa yang dikatakan Alkitab tentang “hari-hari terakhir” – masa-masa sulit yang akan meliputi bumi, wabah, bencana alam, dan akhirnya kembalinya Yesus. Namun bahkan ada banyak orang Kristen – yaitu mereka yang membaca Alkitab secara teratur – tidak cukup yakin akan apa yang mereka percayai mengenai tanda hari-hari terakhir. Dan jika bisa dikatakan bahwa ketidaktahuan mengenai eskatologi adalah sesuatu yang umum, maka pikirkanlah berapa banyak orang – terutama di Barat – yang memliki pengetahuan mengenai apa yang diajarkan Islam tentang akhir jaman. Beberapa orang Kristen tahu bahwa dalam Islam, sama seperti dalam Kristen, juga ada pengharapan akan kembalinya Yesus ke bumi dari Surga. Hal ini menggembirakan orang-orang Kristen, sebab mereka melihat ini sebagai kesempatan untuk menjembatani dialog antara Kristen dan Muslim. Memang, kembalinya Yesus merupakan permulaan yang bagus untuk melakukan dialog antar agama.
Meskipun demikian, sayangnya sangat sedikit orang Kristen yang secara umum memahami perspektif akhir jaman dalam Islam, atau kembalinya Yesus, atau tepatnya mengenai siapakah “Yesus versi Islam.” Tentunya banyak orang Kristen yang hidup atau yang melayani di antara orang Muslim memiliki sedikit pemahaman mengenai isu-isu ini, tetapi pemahaman ini tidak disampaikan kepada gereja dalam skala yang luas. Inilah saatnya untuk menyebarkan berita mengejutkan ini kepada dunia non-Muslim. Penelitian ini menyajikan studi komprehensif pertama mengenai hubungan eskatologi Islam dengan eskatologi Biblikal. Tetapi bukan hanya sekedar penelitian teologia atau akademis, buku ini juga merupakan sirene yang membangunkan. Ini adalah sebuah panggilan kepada banyak orang untuk menyadari seberapa jauhnyakah masa depan Gereja Kristen – lebih tepatnya, masa depan seluruh dunia - dengan masa depan Islam saling berhubungan, baik secara langsung maupun secara ilahi.
Melalui penelitian ini, yang menyajikan tinjauan pendahuluan mengenai eskatologi Islam dan Biblikal, banyak gambaran masa depan yang lebih jelas akan muncul. Keyakinan dua sistem yang saling melengkapi dan cara bagaimana eskatologi Islam menguatkan eskatologi Krisen sangatlah mengejutkan dan bahkan menimbulkan perasaan ngeri. Saya yakin penelitian ini akan membantu pembaca mendapatkan pandangan yang jelas mengenai karakter hari-hari terakhir dan menolong mereka untuk mulai melihat dan mengerti ke arah mana dunia sedang menuju (dengan kecepatan yang semakin tinggi). Hal ini membawa kita kepada alasan yang paling kuat mengapa kita harus memperhatikan Islam; pertumbuhannya yang dramatis dan cepat itu, serta kebangkitannya di seluruh dunia.
Kebangkitan Islam
Alasan paling jelas mempelajari dan memahami Islam, khususnya eskatologi Islam sesungguhnya sangat sederhana, yaitu karena Islam adalah masa depan. Ya, Anda membacanya dengan benar; Islam adalah masa depan. Jika kecenderungan saat ini tidak berubah secara dramatis, dengan cepat Islam akan melampaui Kekristenan sebagai agama terbesar di dunia. Faktanya, menurut kebanyakan statistik, hal ini bisa terjadi dalam waktu kurang dari 20 tahun. Kebanyakan orang yang masih hidup ketika membaca buku ini akan melihatnya. Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia, tumbuh empat kali lebih cepat dibandingkan agama Kristen.1 Saat ini mereka yang mempraktekkan Islam berjumlah sekitar seperlima dari populasi dunia. Seorang guru Alkitab dari Inggris, setelah melihat statistik baru-baru ini berkomentar: ”Jika kecenderungan saat ini terus berlanjut, pada tahun 2055 kelahiran bayi di separuh dunia kita ini akan berasal dari keluarga Muslim.”2 Sesuatu yang dramatis dan revolusioner sedang terjadi tepat di depan mata kita, dan kebanyakan orang Barat melihat hal itu dengan jelas. Tujuan bab ini adalah untuk menginformasikan pembaca mengenai pertumbuhan Islam yang sangat cepat. Gambar yang hendak dilukiskan mungkin akan mengejutkan beberapa dari kita. Yang lain mungkin akan menjadi bingung. Sementara ada juga yang mungkin menyangkalinya. Tetapi ini adalah sebuah kebenaran yang harus diceritakan. Bahkan dengan sendirinya, pertumbuhan dan penyebaran Islam merupakan sirene kuat yang membangkitkan semua orang Kristen.
Islam bukan hanya merupakan agama yang bertumbuh semakin cepat di dunia, tetapi juga di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.3 Tingkat pertumbuhan tahunan di AS mendekati 4 persen. Akan tetapi terdapat alasan kuat untuk meyakini bahwa pertumbuhan itu meningkat menjadi 8 persen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Sebelum 2001, kebanyakan laporan secara kasar menunjukkan 25.000 orang memeluk Islam per tahunnya. Hal ini tidak terdengar begitu banyak. Akan tetapi laporan tahunan ini, menurut beberapa imam Muslim Amerika, telah meningkat empat kali lipat sejak peristiwa 11 September.5 Sejak 11 September, jumlah penduduk Amerika yang memeluk Islam melejit tinggi. Hanya satu bulan sejak serangan World Trade Center, laporan mengalir dari berbagai masjid di seluruh Amerika. Ala Bayumi, Direktur Urusan Arab di Council for American Islamic Relations (CAIR) pada tanggal 11 November 2001, kepada sebuah koran harian London, Al-Hayat, mengatakan hal ini:
Masyarakat non-Muslim Amerika sekarang tertarik untuk memahami Islam. Ada banyak tanda-tandanya….Perpustakaan kehabisan buku-buku mengenai Islam….Terjemahan Qur’an dalam bahasa Inggris menempati urutan pertama best-seller Amerika…..Sejak 11 September masyarakat Amerika mulai menunjukkan kesediaan untuk memeluk Islam….Ribuan non-Muslim Amerika yang menanggapi undangan untuk mengunjungi masjid-masjid, seperti gelombang laut yang terus-menerus menerjang pantai….6
Setelah memberi kesaksian tentang langkah-langkah dramatis yang telah diambil oleh Islam sebagai hasil dari serangan 11 September, Bayumi melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Perubahan agama tidak berkurang, dan jumlahnya tidak berkurang seperti yang ada 50 tahun lalu. Tidak seperti yang kita perkirakan sehari setelah peristiwa 11 September. Sebaliknya hari ke-11 yang telah berlalu sama seperti 11 tahun dalam sejarah ketika orang-orang mulai memeluk agama baru yang mengajarkan iman kepada Allah.7
Dalam sebuah artikel di sebuah koran Inggris, The Times of London, pada tanggal 7 Januari 2002, hanya 4 bulan sejak 11 September, kita bisa membaca:
Ada bukti anekdotal yang memperlihatkan semakin banyak orang memeluk Islam sejak 11 September 2001, bukan hanya di Inggris, tetapi di seluruh Eropa dan Amerika. Sebuah pusat Islam di Belanda melaporkan peningkatan 10 kali lipat, sementara New Muslim Project, yang bertempat di Leicester (England), dan dikelola oleh seorang mantan ibu rumah tangga Roma Katolik Irlandia, melaporkan “Pemeluk baru terus-menerus mengalir”.8
Ketika buku ini ditulis pada akhir 2004, fenomena ini tidak terlihat semakin memudar. Baru-baru ini saya bertanya kepada seorang kenalan Muslim tentang berapa banyak orang Amerika yang ia telah saksikan menjadi Islam. Dia menjelaskan bahwa secara pribadi setidaknya ia telah menghadiri 100 upacara memeluk Islam pada tahun lalu saja. Saya menanyakan berlusin-lusin Muslim Amerika lainnya, apakah mereka sedang menyaksikan peningkatan yang dramatis sejak 11 September; dan setiap kali jawabannya adalah “ya” dan “ya”. Untuk berbagai alasan, data resmi yang lebih baru sulit didapatkan dan dianalisis. Pertama-tama, sangat sedikit studi komprehensif yang dilakukan sejak 11 September. Kebanyakan penelitian dilakukan sebelum tahun 2001. Selain itu, sejak 11 September, banyak Muslim Amerika yang sangat segan memberikan informasi kepada petugas pengumpul data yang datang ke masjid. Ada kecurigaan yang tersebar di antara komunitas Muslim bahwa petugas pengumpul data mengumpulkan informasi untuk United States Homeland Security Administration atau FBI. Kebanyakan orang yang menjadi Muslim tidak ingin namanya dikenal. Tetapi secara pribadi, meskipun bersifat anekdot, saya telah berbicara dengan banyak orang Amerika yang menjadi Islam setelah 11 September.
Akan tetapi sisi lain yang lebih menyedihkan adalah: lebih dari 80% pemeluk Islam Amerika yang baru ini dibesarkan dalam gereja Kristen.9 Jika ada pendapat bahwa tingkat perubahan agama lebih besar dari yang dilaporkan, bahwa yang digambarkan di atas adalah benar, maka berarti sebanyak 60.000 orang-orang Kristen yang dibesarkan di dalam rumah tangga Kristen, berpindah menjadi pemeluk Islam setiap tahunnya. Saya memiliki seorang kenalan yang, meskipun merupakan putera seorang pendeta dan dibesarkan dalam keluarga Kristen tradisional yang saleh, tetapi kemudian ia memeluk Islam ketika tengah belajar di sekolah tinggi. Saya telah membaca banyak kesaksian para uskup dan pendeta, misionaris, mahasiswa teologia, dan orang Kristen biasa yang menjadi Islam. Beberapa dari mereka bahkan mendeskripsikan dirinya sebagai mantan “orang yang dipenuhi Roh Kudus.” Kita mungkin berkata bahwa tidak mungkin orang itu pernah dipenuhi oleh Roh Kudus. Jika beberapa dari kita merasa keberatan, mengapa data statistik ini tidak diketahui secara luas? Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Anda secara pribadi tidak mengenal orang yang menjadi Islam. Ada beberapa jawaban sederhana atas pertanyaan ini. Salah satu alasan mengapa terjadi kecenderungan seperti ini, karena kebanyakan Muslim Amerika terkonsentrasi di pusat-pusat kota metropolitan. Misalnya, Metropolitan Chicago merupakan rumah bagi 350.000 Muslim. Metropolitan New York memiliki jumlah dua kali lipat, yaitu sebesar 700.000 Muslim.10 Statistik penting lainnya menunjukkan mengapa isu ini tidak lagi dibicarakan oleh gereja kulit putih di Amerika adalah karena 85% orang Amerika yang menjadi Islam adalah orang Afrika-Amerika. Masyarakat kulit putih Amerika hampir-hampir tidak terkena dampak fenomenal seperti yang dialami oleh orang-orang Afrika-Amerika. Ini adalah penjelasan menyedihkan mengenai ketidakkonsistenan dan tidak bersatunya gereja-gereja Amerika. Dengan jelas Islam sedang menyapu bersih kota-kota penting. Seorang pemegang otoritas Islam memperkirakan bahwa pada tahun 2020 kebanyakan pusat-pusat urban Amerika akan didominasi oleh Muslim.11 Namun seiring dengan semakin meningkatnya orang yang mengganti agamanya, wajah orang yang menjadi Muslim juga mengalami perubahan. Dalam waktu singkat setelah 11 September, National Public Radio melakukan acara spesial tentang Islam dan orang-orang yang memeluk Islam setelah 11 September:
Salah satu topik penting (dalam penyiaran NPD) adalah wawancara dengan beberapa wanita muda di universitas-universitas Amerika yang baru saja memeluk Islam melalui Islamic Society di Boston, misalnya di Harvard. Mereka membicarakan kekuatan dan kebesaran Islam, pengangkatan harkat wanita dalam Islam, dan mengenai alasan mengapa mereka memeluk Islam. Progam itu disiarkan selama beberapa kali di seluruh Amerika….12
Dari sebuah artikel di The New York Times pada tanggal 22 Oktober 2001, kita baca sebagian cerita Jim Haking:
Sembilan tahun lalu, Jim Hacking mengikuti pelatihan untuk menjadi pastor Jesuit. Sekarang, dia adalah seorang pengacara Angkatan Laut di St. Louis. Bulan lalu ia menghabiskan waktu untuk menjelaskan Islam dalam dialog antar agama… Ia mengucapkan kalimat syahadat pada tanggal 6 Juni 1998. “Hal yang saya yakini adalah bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang menyamaiNya, dia tidak membutuhkan seorang putera untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya,”
Penekanan oleh penulis
Sebuah kesaksian yang mirip berasal dari seorang mantan Kristen sebagai berikut:
Ketika masih seorang anak, Jennifer Harrell biasa beribadah di gereja dan Sekolah Minggu. Ketika sekolah menengah, dia bergabung dalam tim baris-berbaris dan berkencan dengan seorang pemain football. Setelah sekolah tinggi, dia melayani di pelayanan kaum muda Metodis. Pada usia 23, dia menjadi orang tua tunggal. Pada usia 26, dia menjadi seorang Muslim. “Saya besar di Plano dan melakukan segala sesuatu yang saya pikir harus saya lakukan,” kata Harrell, 29, di Dallas. “Saya pergi ke gereja. Saya menghadiri pesta-pesta. Akan tetapi saya tidak berpikir tentang surga maupun neraka. Saya menerimanya begitu saja.” Akhirnya, dia bekerja di bagian penjualan, di mana dia diperkenalkan tentang Islam oleh rekan-rekan kerja yang beragama Muslim. Salah seorang dari mereka senang melakukan debat agama, yang mendorong Harrell memikirkan kembali keyakinan Kristennya. Dia mempelajari Alkitab, tetapi juga belajar Islam untuk dapat mempertahankan kekristenannya dengan lebih baik. Bahkan, ia merasa terganggu dengan kenyataan bahwa Muslim berdoa sebanyak lima kali sehari, berpuasa, dan memberikan sedekah sebagai bagian hidup. “Saya bukanlah tipe orang Kristen yang berdoa setiap pagi,” katanya. Dia mengatakan kepercayaan Muslim akan Yesus lebih masuk akal baginya karena mereka menghormati Dia sebagai seorang nabi, bukan Putera Tuhan. “Ketika masih menjadi seorang Kristen, saya tidak pernah mengerti mengapa Tuhan harus mati demi dosa-dosa saya,” ujar Harrell. “Maksudku, itu kan dosaku?” Sebelum menjadi seorang Muslim, dia mengunjungi sebuah pusat pelayanan Kristen. Dia berkata bahwa waktu itu ia bertanya mengapa orang Kristen makan daging babi, mengapa wanita-wanita tidak menutup kepala mereka ketika berada di dalam gereja, dan mengapa orang Kristen berkencan. “Saya ingin dia membela Alkitab,” katanya. “Saya menyodorkan segala sesuatu yang saya lihat salah dalam tafsiran Kristen.” Jawaban yang diberikan tidak memuaskan dirinya.14
Ada seribu cerita seperti cerita Jim Hacking dan Jennifer Harrell. Barangkali saya telah membaca seratus cerita yang sama
Sebuah Pilihan Agama Monoteistik yang Lain
Di masa lampau, ketika masyarakat Barat memutuskan untuk mempercayai Tuhan secara pribadi dan menjadikan keyakinan baru ini sebagai aspek utama dalam kehidupan mereka, biasanya mereka telah menemukan ekspresi keyakinan mereka dalam gereja Kristen. Seiring dengan penyebaran Islam di Barat, banyak orang menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya pilihan agama monotestik yang ada. Sayangnya, banyak di antara mereka yang memilih Islam daripada Kristen. David Pawson, seorang guru Alkitab terkemuka di Inggris mengingat pengalaman salah seorang temannya.
Seorang teman Kristen saya bekerja sebagai konselor di sebuah sekolah negeri. Dia sangat senang ketika seorang bocah laki-laki yang sedang ditolongnya untuk menemukan tujuan hidup mengatakan bahwa dia yakin akan adanya Tuhan sebagai pribadi yang bisa ia percayai. Betapa terkejutnya dan kecewanya konselor itu ketika beberapa minggu kemudian bocah laki-laki itu mengatakan bahwa ia telah menjadi seorang Muslim. Dia merupakan satu dari ribuan orang yang mengambil keputusan demikian.15
Sejalan dengan pertumbuhan Islam di Barat, cerita ini akan terus berulang.
Sebuah Peringatan dari Inggris
Dalam buku terbaru David Pawson, Islam’s Challenge to Christians, Pawson menyuarakan apa yang mungkin sekali merupakan nubuatan nabi, memberi peringatan, bukan hanya bagi Inggris tetapi juga bagi gereja di seluruh dunia. Pawson, seorang pemimpin gereja yang berpengalaman dan dihormati di Inggris menceritakan pengalaman barunya ketika sedang mendengarkan pemegang otoritas Islam terkenal, Patrick Sookhedo, saat memberikan kuliahnya. Bila seorang pemimpin di bawah kualitas David Pawson membuat pernyataan di bawah ini, maka mungkin sekali tidak akan diperhatikan, akan tetapi kita harus bersikap sangat bijaksana terhadap apa yang telah dialami David:
Di tengah-tengah pembicaraannya, yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak berhubungan dengan isinya, tiba-tiba saya diliputi dengan apa yang disebut sebagai, dugaan awal bahwa Islam akan mengambil alih negara ini (Inggris). Saya masih ingat ketika saya duduk di situ sambil terpaku bahkan tergoncang. Kita tidak hanya mendengarkan kuliah menarik mengenai sebuah agama dan budaya, yang diyakini dan dipraktekkan oleh orang lain. Kita sedang mendengarkan masa depan kita!16
Di akhir isi bukunya, Pawson bercerita bahwa apa yang ia rasakan adalah respon yang tepat terhadap prediksinya. Rekomendasi Pawson adalah melakukan beberapa tindakan, termasuk: Realitas, Hubungan, dan Kebenaran (Reality, Relationship, and Righteousness). Saya tidak akan menjelaskan ketiga hal ini, karena Pawson telah menjelaskannya dengan sangat meyakinkan. Tentu saja, peringatan Pawson telah dianggap sangat kontroversial di seluruh gereja Inggris. Akan tetapi, menurut pendapat penulis, pertanyaan yang sesungguhnya bukanlah, apakah peringatan Pawson akan terjadi atau tidak, akan tetapi: Akankah gereja-gereja di Inggris memilih untuk mengimplementasikan respon yang telah direkomendasikan Pawson? Kita hanya bisa menyaksikan apa yang akan terjadi.
Menyeimbangkan Fakta
Inti dari bab ini bukanlah untuk memberi gambaran yang tidak seimbang. Perlu diperhatikan bahwa di seluruh dunia, banyak sekali orang-orang Muslim yang berpindah menjadi pemeluk Kristen. Umumnya kebanyakan orang Muslim akan berulang kali mengklaim bahwa seorang Muslim tidak akan pernah meninggalkan Islam. Klaim ini tidak banyak disangkal. Baru-baru ini seorang Sheikh Muslim mengklaim bahwa tahun lalu, di Afrika saja ada lebih dari 6 juta Muslim yang menjadi Kristen. Hal ini berarti sebanyak 667 orang per jam, 16.000 per hari. Dari bulan Januari 2003 hingga pertengahan 2004, penginjil Jerman Reinhard Bonke telah menyaksikan 10 juta orang Afrika yang memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus. Banyak diantara mereka yang mengambil keputusan itu adalah Muslim. Pada kenyataannya, Muslim dari seluruh dunia sedang berada dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti Yesus.17 Banyak di antara keputusan itu merupakan kelanjutan dari mimpi atau penglihatan spiritual.18 Terdapat banyak kesaksian mengagumkan dan penuh kuasa mengenai kebaikan Tuhan dalam kehidupan Muslim yang datang kepada Yesus. Saya percaya dengan sepenuh hati bahwa Timur Tengah akan melihat kebangkitan orang-orang Muslim yang datang kepada keyakinan Alkitabiah akan Yesus. Kekristenan di Amerika Latin, Asia, dan Afrika sekarang sedang mengalami apa yang bisa dikatakan sebagai sebuah Kebangunan Rohani. Akan tetapi hal ini tidak menghapus fakta bahwa pertumbuhan Islam jauh lebih cepat dibandingkan Kekristenan, bukan hanya di Amerika, Kanada, Inggris, dan Eropa, melainkan juga di seluruh dunia. Sekarang, harus diperhatikan bahwa alasan lebih tingginya pertumbuhan Islam adalah karena lebih tingginya angka kelahiran di antara orang Muslim. Muslim memiliki jauh lebih banyak anak dibandingkan orang Kristen. Pertumbuhan Islam yang tinggi bukanlah berasal dari tingginya orang non-Muslim yang kemudian memeluk Islam. Akan tetapi, terlepas dari apa pun alasannya, Islam tetaplah tumbuh dan tersebar lebih cepat dibandingkan Kekristenan. Fakta sederhana dari masalah ini adalah kita sebagai gereja Barat sama sekali tidak memperhatikan signifikansi Islam yang tidak dapat disangkal di seluruh belahan dunia.
Sekarang, hal yang perlu ditekankan adalah bahwa kepercayaan akan agama terbesar kedua di dunia dengan pertumbuhan tercepat seharusnya menjadi masalah bagi kita. Khususnya tentang kebenaran bahwa potensi Islam segera menjadi agama terbesar di dunia. Adalah prediksi yang cukup adil, bahwa bila tiba waktunya, Islam akan melampaui kekristenan sebagai agama terbesar di dunia. Jika tidak, mungkin jumlahnya mendekati jumlah Kristen. Akan ada saat-saat di mana pertumbuhan Islam akan bertambah beberapa kali lipat. Populernya perubahan agama, ditambah lagi dengan adanya kebingungan di antara orang-orang Kristen, akan berperan di saat-saat seperti itu. Kita tidak boleh meremehkan kuatnya kecenderungan yang terjadi di seluruh dunia saat ini. Memang salah satu aspek utama dalam hari-hari terakhir menurut Alkitab adalah “pemurtadan besar-besaran,” dimana iman kepada Kekristenan akan merosot dengan drastis secara global. Sementara Islam saat ini eksis sebagai agama yang merasa tidak aman, penganutnya terus bergumul mengapa Allah mengijinkan Islam menjadi agama inferior di bumi setelah Kristen;ingatlah akan ada saatnya bagi kekristenan, di mana mereka juga harus bergumul mengapa telah memperbolehkan Islam melampaui kekristenan dalam hal pertumbuhan dan pengaruh. Hal ini bisa terjadi dalam waktu 15 tahun dari sekarang. Tetapi ia pun bisa datang lebih cepat. Saya sungguh berharap hal ini tidak terjadi. Namun untuk saat ini, terlalu sedikit indikator yang menunjukkan hal yang sebaliknya. Satu-satunya harapan untuk memutarbalikkan trend ini adalah kebangunan rohani dengan skala dunia; jenis kebangunan yang belum pernah kita saksikan terjadi hingga hari ini. Namun untuk sekarang, seiring dengan kecenderungan yang baru saja mulai di Amerika, adalah waktunya untuk menerima informasi dan bersiap-siap menghadapi tantangan terbesar bagi gereja-gereja, seperti yang telah dijanjikan. Sebagaimana telah saya katakan di awal, Islam adalah masa depan (sekalipun hanya sementara). Sudah waktunya bagi gereja untuk menghadapi realitas. Brother Andrew, pria yang menjadi sangat terkenal karena menyelundupkan Alkitab ke negara-negara tirai besi, mengatakan dalam buku Kristen modern, God’s Smuggler, pada awal tahun 1994 bahwa, “Sementara Komunisme adalah untuk abad ke-20, maka Islam adalah untuk 100 tahun kemudian.”19
Kesimpulan
Jadi kini anda mungkin setuju bahwa adalah sangatlah penting mengetahui informasi mengenai Islam. Tetapi barangkali anda bertanya-tanya mengapa juga penting bagi kita untuk mengetahui eskatologi Islam secara khusus. Pertanyaan bagus! Tolong pikirkanlah hal-hal berikut dengan seksama: Beberapa ribu tahun lalu, Alkitab dengan sangat jelas memberitahukan pada kita bahwa rencana utama Setan pada hari-hari terakhir adalah untuk membangkitkan dua orang manusia, Anti Kristus dan Nabi Palsu, sebagai alat utama yang Ia pakai untuk menyesatkan penduduk bumi. Bagaimana jika anda berpikir bahwa Setan sebenarnya telah merancangkan untuk memasukkan 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia dalam program penyesatannya pada akhir masa? Apakah Setan tidak bisa meramalkan dan membuat strategi mengenai penyebaran Islam secara global? Atau apakah Setan telah memasukkan orang-orang Muslim di seluruh dunia ke dalam rencana akhir jamannya? Akankah Islam, agama monoteistik ketiga di dunia, juga akan dianiaya oleh Setan bersama dengan Kristen dan Yahudi, yaitu ketika mereka bersama-sama menolak Anti Kristus? Atau akankah Islam – agama yang bangga karena ia menolak segala bentuk penyembahan berhala – akan tunduk pada pemimpin agama yang salah dan kejam tanpa melakukan perlawanan berarti? Selama bertahun-tahun, saya bertanya pada Tuhan mengenai isu-isu ini. Saat ini, ketika pengetahuan saya mengenai Islam semakin mendalam, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya menjadi sangat jelas. Buku ini merupakan usaha saya untuk membagikan apa yang telah saya pelajari kepada anda. Saya mengerti bahwa hal ini akan terdengar seperti pernyataan yang keras. Tetapi saya percaya informasi yang tersaji dalam buku ini akan memberikan fakta bahwa Islam memang merupakan alat utama yang akan digunakan oleh Setan untuk mewujudkan nubuatan dalam Alkitab mengenai sistem politik/agama/militer Anti Kristus yang akan melingkupi dunia; sebelum Kedatangan Yesus Kristus Kedua Kalinya.
Tiuplah sangkakala di Sion dan kumandangkanlah tanda peringatan di atas gunung kudus-Ku! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, karena sedang datang hari YAHWEH, sebab, ia sudah dekat.
Suatu hari kegelapan, suatu hari kesuraman, awan-awan dan kegelapan bagaikan suasana fajar pagi yang menyebar di gunung-gunung. Suatu bangsa yang besar dan kuat, tidak pernah ada yang menyerupai dia dari dahulu dan sesudahnya, dan tidak akan ada lagi sepanjang masa turun-temurun.
Yoel 2:1,2
Pada masa kini saya percaya ada berbagai isu yang ditekankan oleh Tuhan kepada pihak Barat, khususnya kepada Gereja Kristen di negara-negara Barat. Namun yang menyedihkan, di antara sedikit orang yang tampaknya mendengar bunyi sangkakala dari surga, lebih sedikit lagi yang memahami arti suara itu. Setiap hari banyak tanda-tanda yang secara literal menghiasi halaman muka surat kabar. Tetapi tampaknya hanya sedikit orang yang memahami pesan dari tanda-tanda itu. Saya berharap buku ini memberi kontribusi yang akan membuka mata banyak orang mengenai waktu-waktu yang mendekat secara cepat. Harapan dan doa saya adalah supaya buku ini menambahkan pengertian bagi mereka yang memiliki roh yang sudah waspada dan memiliki ketajaman.
Satu Lagi Omong kosong Mengenai Akhir Jaman?
Sebelum mulai, saya ingin mengetahui sikap anda mengenai studi tentang isu-isu akhir jaman. Jika anda adalah seorang yang memandang sinis terhadap studi seperti ini, maka sebelum memulainya, saya meminta anda untuk melakukan sesuatu. Saya ingin anda membaca Bagian Tambahan terlebih dahulu.
Bagian Tambahan menjelaskan mengapa saya meyakini bahwa eskatologi merupakan aspek penting dalam kehidupan normatif orang Kristen. Apabila anda tidak yakin betapa penting bagi kita untuk sepenuhnya memahami eskatologi Alkitabiah, maka silahkan membaca Bagian Tambahan terlebih dahulu dan ketika anda sudah selesai membacanya, kembalilah ke halaman ini. Apabila anda adalah orang yang cukup tertarik dengan studi eskatologi, maka silahkan lanjutkan bacaan anda dari sini.
Kebodohan yang Luar Biasa
Buku ini pertama-tama dan terutama merupakan studi mengenai eskatologi (doktrin mengenai akhir jaman) Islami dan doktrin-doktrin serta praktek-praktek khusus dalam Islam yang secara mengherankan terlihat berkorelasi dengan pemaparan dan nubutan akhir jaman Alkitabiah. Sebagai dampaknya, saya menemukan diri saya diperhadapkan dengan tantangan yang menarik untuk memperkenalkan kepada para pembaca suatu subyek yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Banyak orang memiliki pemikiran-pemikiran yang samar-samar mengenai apa yang dikatakan Alkitab tentang “hari-hari terakhir” – masa-masa sulit yang akan meliputi bumi, wabah, bencana alam, dan akhirnya kembalinya Yesus. Namun bahkan ada banyak orang Kristen – yaitu mereka yang membaca Alkitab secara teratur – tidak cukup yakin akan apa yang mereka percayai mengenai tanda hari-hari terakhir. Dan jika bisa dikatakan bahwa ketidaktahuan mengenai eskatologi adalah sesuatu yang umum, maka pikirkanlah berapa banyak orang – terutama di Barat – yang memliki pengetahuan mengenai apa yang diajarkan Islam tentang akhir jaman. Beberapa orang Kristen tahu bahwa dalam Islam, sama seperti dalam Kristen, juga ada pengharapan akan kembalinya Yesus ke bumi dari Surga. Hal ini menggembirakan orang-orang Kristen, sebab mereka melihat ini sebagai kesempatan untuk menjembatani dialog antara Kristen dan Muslim. Memang, kembalinya Yesus merupakan permulaan yang bagus untuk melakukan dialog antar agama.
Meskipun demikian, sayangnya sangat sedikit orang Kristen yang secara umum memahami perspektif akhir jaman dalam Islam, atau kembalinya Yesus, atau tepatnya mengenai siapakah “Yesus versi Islam.” Tentunya banyak orang Kristen yang hidup atau yang melayani di antara orang Muslim memiliki sedikit pemahaman mengenai isu-isu ini, tetapi pemahaman ini tidak disampaikan kepada gereja dalam skala yang luas. Inilah saatnya untuk menyebarkan berita mengejutkan ini kepada dunia non-Muslim. Penelitian ini menyajikan studi komprehensif pertama mengenai hubungan eskatologi Islam dengan eskatologi Biblikal. Tetapi bukan hanya sekedar penelitian teologia atau akademis, buku ini juga merupakan sirene yang membangunkan. Ini adalah sebuah panggilan kepada banyak orang untuk menyadari seberapa jauhnyakah masa depan Gereja Kristen – lebih tepatnya, masa depan seluruh dunia - dengan masa depan Islam saling berhubungan, baik secara langsung maupun secara ilahi.
Melalui penelitian ini, yang menyajikan tinjauan pendahuluan mengenai eskatologi Islam dan Biblikal, banyak gambaran masa depan yang lebih jelas akan muncul. Keyakinan dua sistem yang saling melengkapi dan cara bagaimana eskatologi Islam menguatkan eskatologi Krisen sangatlah mengejutkan dan bahkan menimbulkan perasaan ngeri. Saya yakin penelitian ini akan membantu pembaca mendapatkan pandangan yang jelas mengenai karakter hari-hari terakhir dan menolong mereka untuk mulai melihat dan mengerti ke arah mana dunia sedang menuju (dengan kecepatan yang semakin tinggi). Hal ini membawa kita kepada alasan yang paling kuat mengapa kita harus memperhatikan Islam; pertumbuhannya yang dramatis dan cepat itu, serta kebangkitannya di seluruh dunia.
Kebangkitan Islam
Alasan paling jelas mempelajari dan memahami Islam, khususnya eskatologi Islam sesungguhnya sangat sederhana, yaitu karena Islam adalah masa depan. Ya, Anda membacanya dengan benar; Islam adalah masa depan. Jika kecenderungan saat ini tidak berubah secara dramatis, dengan cepat Islam akan melampaui Kekristenan sebagai agama terbesar di dunia. Faktanya, menurut kebanyakan statistik, hal ini bisa terjadi dalam waktu kurang dari 20 tahun. Kebanyakan orang yang masih hidup ketika membaca buku ini akan melihatnya. Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia, tumbuh empat kali lebih cepat dibandingkan agama Kristen.1 Saat ini mereka yang mempraktekkan Islam berjumlah sekitar seperlima dari populasi dunia. Seorang guru Alkitab dari Inggris, setelah melihat statistik baru-baru ini berkomentar: ”Jika kecenderungan saat ini terus berlanjut, pada tahun 2055 kelahiran bayi di separuh dunia kita ini akan berasal dari keluarga Muslim.”2 Sesuatu yang dramatis dan revolusioner sedang terjadi tepat di depan mata kita, dan kebanyakan orang Barat melihat hal itu dengan jelas. Tujuan bab ini adalah untuk menginformasikan pembaca mengenai pertumbuhan Islam yang sangat cepat. Gambar yang hendak dilukiskan mungkin akan mengejutkan beberapa dari kita. Yang lain mungkin akan menjadi bingung. Sementara ada juga yang mungkin menyangkalinya. Tetapi ini adalah sebuah kebenaran yang harus diceritakan. Bahkan dengan sendirinya, pertumbuhan dan penyebaran Islam merupakan sirene kuat yang membangkitkan semua orang Kristen.
Islam bukan hanya merupakan agama yang bertumbuh semakin cepat di dunia, tetapi juga di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa.3 Tingkat pertumbuhan tahunan di AS mendekati 4 persen. Akan tetapi terdapat alasan kuat untuk meyakini bahwa pertumbuhan itu meningkat menjadi 8 persen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Sebelum 2001, kebanyakan laporan secara kasar menunjukkan 25.000 orang memeluk Islam per tahunnya. Hal ini tidak terdengar begitu banyak. Akan tetapi laporan tahunan ini, menurut beberapa imam Muslim Amerika, telah meningkat empat kali lipat sejak peristiwa 11 September.5 Sejak 11 September, jumlah penduduk Amerika yang memeluk Islam melejit tinggi. Hanya satu bulan sejak serangan World Trade Center, laporan mengalir dari berbagai masjid di seluruh Amerika. Ala Bayumi, Direktur Urusan Arab di Council for American Islamic Relations (CAIR) pada tanggal 11 November 2001, kepada sebuah koran harian London, Al-Hayat, mengatakan hal ini:
Masyarakat non-Muslim Amerika sekarang tertarik untuk memahami Islam. Ada banyak tanda-tandanya….Perpustakaan kehabisan buku-buku mengenai Islam….Terjemahan Qur’an dalam bahasa Inggris menempati urutan pertama best-seller Amerika…..Sejak 11 September masyarakat Amerika mulai menunjukkan kesediaan untuk memeluk Islam….Ribuan non-Muslim Amerika yang menanggapi undangan untuk mengunjungi masjid-masjid, seperti gelombang laut yang terus-menerus menerjang pantai….6
Setelah memberi kesaksian tentang langkah-langkah dramatis yang telah diambil oleh Islam sebagai hasil dari serangan 11 September, Bayumi melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Perubahan agama tidak berkurang, dan jumlahnya tidak berkurang seperti yang ada 50 tahun lalu. Tidak seperti yang kita perkirakan sehari setelah peristiwa 11 September. Sebaliknya hari ke-11 yang telah berlalu sama seperti 11 tahun dalam sejarah ketika orang-orang mulai memeluk agama baru yang mengajarkan iman kepada Allah.7
Dalam sebuah artikel di sebuah koran Inggris, The Times of London, pada tanggal 7 Januari 2002, hanya 4 bulan sejak 11 September, kita bisa membaca:
Ada bukti anekdotal yang memperlihatkan semakin banyak orang memeluk Islam sejak 11 September 2001, bukan hanya di Inggris, tetapi di seluruh Eropa dan Amerika. Sebuah pusat Islam di Belanda melaporkan peningkatan 10 kali lipat, sementara New Muslim Project, yang bertempat di Leicester (England), dan dikelola oleh seorang mantan ibu rumah tangga Roma Katolik Irlandia, melaporkan “Pemeluk baru terus-menerus mengalir”.8
Ketika buku ini ditulis pada akhir 2004, fenomena ini tidak terlihat semakin memudar. Baru-baru ini saya bertanya kepada seorang kenalan Muslim tentang berapa banyak orang Amerika yang ia telah saksikan menjadi Islam. Dia menjelaskan bahwa secara pribadi setidaknya ia telah menghadiri 100 upacara memeluk Islam pada tahun lalu saja. Saya menanyakan berlusin-lusin Muslim Amerika lainnya, apakah mereka sedang menyaksikan peningkatan yang dramatis sejak 11 September; dan setiap kali jawabannya adalah “ya” dan “ya”. Untuk berbagai alasan, data resmi yang lebih baru sulit didapatkan dan dianalisis. Pertama-tama, sangat sedikit studi komprehensif yang dilakukan sejak 11 September. Kebanyakan penelitian dilakukan sebelum tahun 2001. Selain itu, sejak 11 September, banyak Muslim Amerika yang sangat segan memberikan informasi kepada petugas pengumpul data yang datang ke masjid. Ada kecurigaan yang tersebar di antara komunitas Muslim bahwa petugas pengumpul data mengumpulkan informasi untuk United States Homeland Security Administration atau FBI. Kebanyakan orang yang menjadi Muslim tidak ingin namanya dikenal. Tetapi secara pribadi, meskipun bersifat anekdot, saya telah berbicara dengan banyak orang Amerika yang menjadi Islam setelah 11 September.
Akan tetapi sisi lain yang lebih menyedihkan adalah: lebih dari 80% pemeluk Islam Amerika yang baru ini dibesarkan dalam gereja Kristen.9 Jika ada pendapat bahwa tingkat perubahan agama lebih besar dari yang dilaporkan, bahwa yang digambarkan di atas adalah benar, maka berarti sebanyak 60.000 orang-orang Kristen yang dibesarkan di dalam rumah tangga Kristen, berpindah menjadi pemeluk Islam setiap tahunnya. Saya memiliki seorang kenalan yang, meskipun merupakan putera seorang pendeta dan dibesarkan dalam keluarga Kristen tradisional yang saleh, tetapi kemudian ia memeluk Islam ketika tengah belajar di sekolah tinggi. Saya telah membaca banyak kesaksian para uskup dan pendeta, misionaris, mahasiswa teologia, dan orang Kristen biasa yang menjadi Islam. Beberapa dari mereka bahkan mendeskripsikan dirinya sebagai mantan “orang yang dipenuhi Roh Kudus.” Kita mungkin berkata bahwa tidak mungkin orang itu pernah dipenuhi oleh Roh Kudus. Jika beberapa dari kita merasa keberatan, mengapa data statistik ini tidak diketahui secara luas? Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Anda secara pribadi tidak mengenal orang yang menjadi Islam. Ada beberapa jawaban sederhana atas pertanyaan ini. Salah satu alasan mengapa terjadi kecenderungan seperti ini, karena kebanyakan Muslim Amerika terkonsentrasi di pusat-pusat kota metropolitan. Misalnya, Metropolitan Chicago merupakan rumah bagi 350.000 Muslim. Metropolitan New York memiliki jumlah dua kali lipat, yaitu sebesar 700.000 Muslim.10 Statistik penting lainnya menunjukkan mengapa isu ini tidak lagi dibicarakan oleh gereja kulit putih di Amerika adalah karena 85% orang Amerika yang menjadi Islam adalah orang Afrika-Amerika. Masyarakat kulit putih Amerika hampir-hampir tidak terkena dampak fenomenal seperti yang dialami oleh orang-orang Afrika-Amerika. Ini adalah penjelasan menyedihkan mengenai ketidakkonsistenan dan tidak bersatunya gereja-gereja Amerika. Dengan jelas Islam sedang menyapu bersih kota-kota penting. Seorang pemegang otoritas Islam memperkirakan bahwa pada tahun 2020 kebanyakan pusat-pusat urban Amerika akan didominasi oleh Muslim.11 Namun seiring dengan semakin meningkatnya orang yang mengganti agamanya, wajah orang yang menjadi Muslim juga mengalami perubahan. Dalam waktu singkat setelah 11 September, National Public Radio melakukan acara spesial tentang Islam dan orang-orang yang memeluk Islam setelah 11 September:
Salah satu topik penting (dalam penyiaran NPD) adalah wawancara dengan beberapa wanita muda di universitas-universitas Amerika yang baru saja memeluk Islam melalui Islamic Society di Boston, misalnya di Harvard. Mereka membicarakan kekuatan dan kebesaran Islam, pengangkatan harkat wanita dalam Islam, dan mengenai alasan mengapa mereka memeluk Islam. Progam itu disiarkan selama beberapa kali di seluruh Amerika….12
Dari sebuah artikel di The New York Times pada tanggal 22 Oktober 2001, kita baca sebagian cerita Jim Haking:
Sembilan tahun lalu, Jim Hacking mengikuti pelatihan untuk menjadi pastor Jesuit. Sekarang, dia adalah seorang pengacara Angkatan Laut di St. Louis. Bulan lalu ia menghabiskan waktu untuk menjelaskan Islam dalam dialog antar agama… Ia mengucapkan kalimat syahadat pada tanggal 6 Juni 1998. “Hal yang saya yakini adalah bahwa hanya ada satu Allah, tidak ada yang menyamaiNya, dia tidak membutuhkan seorang putera untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya,”
Penekanan oleh penulis
Sebuah kesaksian yang mirip berasal dari seorang mantan Kristen sebagai berikut:
Ketika masih seorang anak, Jennifer Harrell biasa beribadah di gereja dan Sekolah Minggu. Ketika sekolah menengah, dia bergabung dalam tim baris-berbaris dan berkencan dengan seorang pemain football. Setelah sekolah tinggi, dia melayani di pelayanan kaum muda Metodis. Pada usia 23, dia menjadi orang tua tunggal. Pada usia 26, dia menjadi seorang Muslim. “Saya besar di Plano dan melakukan segala sesuatu yang saya pikir harus saya lakukan,” kata Harrell, 29, di Dallas. “Saya pergi ke gereja. Saya menghadiri pesta-pesta. Akan tetapi saya tidak berpikir tentang surga maupun neraka. Saya menerimanya begitu saja.” Akhirnya, dia bekerja di bagian penjualan, di mana dia diperkenalkan tentang Islam oleh rekan-rekan kerja yang beragama Muslim. Salah seorang dari mereka senang melakukan debat agama, yang mendorong Harrell memikirkan kembali keyakinan Kristennya. Dia mempelajari Alkitab, tetapi juga belajar Islam untuk dapat mempertahankan kekristenannya dengan lebih baik. Bahkan, ia merasa terganggu dengan kenyataan bahwa Muslim berdoa sebanyak lima kali sehari, berpuasa, dan memberikan sedekah sebagai bagian hidup. “Saya bukanlah tipe orang Kristen yang berdoa setiap pagi,” katanya. Dia mengatakan kepercayaan Muslim akan Yesus lebih masuk akal baginya karena mereka menghormati Dia sebagai seorang nabi, bukan Putera Tuhan. “Ketika masih menjadi seorang Kristen, saya tidak pernah mengerti mengapa Tuhan harus mati demi dosa-dosa saya,” ujar Harrell. “Maksudku, itu kan dosaku?” Sebelum menjadi seorang Muslim, dia mengunjungi sebuah pusat pelayanan Kristen. Dia berkata bahwa waktu itu ia bertanya mengapa orang Kristen makan daging babi, mengapa wanita-wanita tidak menutup kepala mereka ketika berada di dalam gereja, dan mengapa orang Kristen berkencan. “Saya ingin dia membela Alkitab,” katanya. “Saya menyodorkan segala sesuatu yang saya lihat salah dalam tafsiran Kristen.” Jawaban yang diberikan tidak memuaskan dirinya.14
Ada seribu cerita seperti cerita Jim Hacking dan Jennifer Harrell. Barangkali saya telah membaca seratus cerita yang sama
Sebuah Pilihan Agama Monoteistik yang Lain
Di masa lampau, ketika masyarakat Barat memutuskan untuk mempercayai Tuhan secara pribadi dan menjadikan keyakinan baru ini sebagai aspek utama dalam kehidupan mereka, biasanya mereka telah menemukan ekspresi keyakinan mereka dalam gereja Kristen. Seiring dengan penyebaran Islam di Barat, banyak orang menyadari bahwa kekristenan bukanlah satu-satunya pilihan agama monotestik yang ada. Sayangnya, banyak di antara mereka yang memilih Islam daripada Kristen. David Pawson, seorang guru Alkitab terkemuka di Inggris mengingat pengalaman salah seorang temannya.
Seorang teman Kristen saya bekerja sebagai konselor di sebuah sekolah negeri. Dia sangat senang ketika seorang bocah laki-laki yang sedang ditolongnya untuk menemukan tujuan hidup mengatakan bahwa dia yakin akan adanya Tuhan sebagai pribadi yang bisa ia percayai. Betapa terkejutnya dan kecewanya konselor itu ketika beberapa minggu kemudian bocah laki-laki itu mengatakan bahwa ia telah menjadi seorang Muslim. Dia merupakan satu dari ribuan orang yang mengambil keputusan demikian.15
Sejalan dengan pertumbuhan Islam di Barat, cerita ini akan terus berulang.
Sebuah Peringatan dari Inggris
Dalam buku terbaru David Pawson, Islam’s Challenge to Christians, Pawson menyuarakan apa yang mungkin sekali merupakan nubuatan nabi, memberi peringatan, bukan hanya bagi Inggris tetapi juga bagi gereja di seluruh dunia. Pawson, seorang pemimpin gereja yang berpengalaman dan dihormati di Inggris menceritakan pengalaman barunya ketika sedang mendengarkan pemegang otoritas Islam terkenal, Patrick Sookhedo, saat memberikan kuliahnya. Bila seorang pemimpin di bawah kualitas David Pawson membuat pernyataan di bawah ini, maka mungkin sekali tidak akan diperhatikan, akan tetapi kita harus bersikap sangat bijaksana terhadap apa yang telah dialami David:
Di tengah-tengah pembicaraannya, yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak berhubungan dengan isinya, tiba-tiba saya diliputi dengan apa yang disebut sebagai, dugaan awal bahwa Islam akan mengambil alih negara ini (Inggris). Saya masih ingat ketika saya duduk di situ sambil terpaku bahkan tergoncang. Kita tidak hanya mendengarkan kuliah menarik mengenai sebuah agama dan budaya, yang diyakini dan dipraktekkan oleh orang lain. Kita sedang mendengarkan masa depan kita!16
Di akhir isi bukunya, Pawson bercerita bahwa apa yang ia rasakan adalah respon yang tepat terhadap prediksinya. Rekomendasi Pawson adalah melakukan beberapa tindakan, termasuk: Realitas, Hubungan, dan Kebenaran (Reality, Relationship, and Righteousness). Saya tidak akan menjelaskan ketiga hal ini, karena Pawson telah menjelaskannya dengan sangat meyakinkan. Tentu saja, peringatan Pawson telah dianggap sangat kontroversial di seluruh gereja Inggris. Akan tetapi, menurut pendapat penulis, pertanyaan yang sesungguhnya bukanlah, apakah peringatan Pawson akan terjadi atau tidak, akan tetapi: Akankah gereja-gereja di Inggris memilih untuk mengimplementasikan respon yang telah direkomendasikan Pawson? Kita hanya bisa menyaksikan apa yang akan terjadi.
Menyeimbangkan Fakta
Inti dari bab ini bukanlah untuk memberi gambaran yang tidak seimbang. Perlu diperhatikan bahwa di seluruh dunia, banyak sekali orang-orang Muslim yang berpindah menjadi pemeluk Kristen. Umumnya kebanyakan orang Muslim akan berulang kali mengklaim bahwa seorang Muslim tidak akan pernah meninggalkan Islam. Klaim ini tidak banyak disangkal. Baru-baru ini seorang Sheikh Muslim mengklaim bahwa tahun lalu, di Afrika saja ada lebih dari 6 juta Muslim yang menjadi Kristen. Hal ini berarti sebanyak 667 orang per jam, 16.000 per hari. Dari bulan Januari 2003 hingga pertengahan 2004, penginjil Jerman Reinhard Bonke telah menyaksikan 10 juta orang Afrika yang memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus. Banyak diantara mereka yang mengambil keputusan itu adalah Muslim. Pada kenyataannya, Muslim dari seluruh dunia sedang berada dalam pengambilan keputusan untuk mengikuti Yesus.17 Banyak di antara keputusan itu merupakan kelanjutan dari mimpi atau penglihatan spiritual.18 Terdapat banyak kesaksian mengagumkan dan penuh kuasa mengenai kebaikan Tuhan dalam kehidupan Muslim yang datang kepada Yesus. Saya percaya dengan sepenuh hati bahwa Timur Tengah akan melihat kebangkitan orang-orang Muslim yang datang kepada keyakinan Alkitabiah akan Yesus. Kekristenan di Amerika Latin, Asia, dan Afrika sekarang sedang mengalami apa yang bisa dikatakan sebagai sebuah Kebangunan Rohani. Akan tetapi hal ini tidak menghapus fakta bahwa pertumbuhan Islam jauh lebih cepat dibandingkan Kekristenan, bukan hanya di Amerika, Kanada, Inggris, dan Eropa, melainkan juga di seluruh dunia. Sekarang, harus diperhatikan bahwa alasan lebih tingginya pertumbuhan Islam adalah karena lebih tingginya angka kelahiran di antara orang Muslim. Muslim memiliki jauh lebih banyak anak dibandingkan orang Kristen. Pertumbuhan Islam yang tinggi bukanlah berasal dari tingginya orang non-Muslim yang kemudian memeluk Islam. Akan tetapi, terlepas dari apa pun alasannya, Islam tetaplah tumbuh dan tersebar lebih cepat dibandingkan Kekristenan. Fakta sederhana dari masalah ini adalah kita sebagai gereja Barat sama sekali tidak memperhatikan signifikansi Islam yang tidak dapat disangkal di seluruh belahan dunia.
Sekarang, hal yang perlu ditekankan adalah bahwa kepercayaan akan agama terbesar kedua di dunia dengan pertumbuhan tercepat seharusnya menjadi masalah bagi kita. Khususnya tentang kebenaran bahwa potensi Islam segera menjadi agama terbesar di dunia. Adalah prediksi yang cukup adil, bahwa bila tiba waktunya, Islam akan melampaui kekristenan sebagai agama terbesar di dunia. Jika tidak, mungkin jumlahnya mendekati jumlah Kristen. Akan ada saat-saat di mana pertumbuhan Islam akan bertambah beberapa kali lipat. Populernya perubahan agama, ditambah lagi dengan adanya kebingungan di antara orang-orang Kristen, akan berperan di saat-saat seperti itu. Kita tidak boleh meremehkan kuatnya kecenderungan yang terjadi di seluruh dunia saat ini. Memang salah satu aspek utama dalam hari-hari terakhir menurut Alkitab adalah “pemurtadan besar-besaran,” dimana iman kepada Kekristenan akan merosot dengan drastis secara global. Sementara Islam saat ini eksis sebagai agama yang merasa tidak aman, penganutnya terus bergumul mengapa Allah mengijinkan Islam menjadi agama inferior di bumi setelah Kristen;ingatlah akan ada saatnya bagi kekristenan, di mana mereka juga harus bergumul mengapa telah memperbolehkan Islam melampaui kekristenan dalam hal pertumbuhan dan pengaruh. Hal ini bisa terjadi dalam waktu 15 tahun dari sekarang. Tetapi ia pun bisa datang lebih cepat. Saya sungguh berharap hal ini tidak terjadi. Namun untuk saat ini, terlalu sedikit indikator yang menunjukkan hal yang sebaliknya. Satu-satunya harapan untuk memutarbalikkan trend ini adalah kebangunan rohani dengan skala dunia; jenis kebangunan yang belum pernah kita saksikan terjadi hingga hari ini. Namun untuk sekarang, seiring dengan kecenderungan yang baru saja mulai di Amerika, adalah waktunya untuk menerima informasi dan bersiap-siap menghadapi tantangan terbesar bagi gereja-gereja, seperti yang telah dijanjikan. Sebagaimana telah saya katakan di awal, Islam adalah masa depan (sekalipun hanya sementara). Sudah waktunya bagi gereja untuk menghadapi realitas. Brother Andrew, pria yang menjadi sangat terkenal karena menyelundupkan Alkitab ke negara-negara tirai besi, mengatakan dalam buku Kristen modern, God’s Smuggler, pada awal tahun 1994 bahwa, “Sementara Komunisme adalah untuk abad ke-20, maka Islam adalah untuk 100 tahun kemudian.”19
Kesimpulan
Jadi kini anda mungkin setuju bahwa adalah sangatlah penting mengetahui informasi mengenai Islam. Tetapi barangkali anda bertanya-tanya mengapa juga penting bagi kita untuk mengetahui eskatologi Islam secara khusus. Pertanyaan bagus! Tolong pikirkanlah hal-hal berikut dengan seksama: Beberapa ribu tahun lalu, Alkitab dengan sangat jelas memberitahukan pada kita bahwa rencana utama Setan pada hari-hari terakhir adalah untuk membangkitkan dua orang manusia, Anti Kristus dan Nabi Palsu, sebagai alat utama yang Ia pakai untuk menyesatkan penduduk bumi. Bagaimana jika anda berpikir bahwa Setan sebenarnya telah merancangkan untuk memasukkan 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia dalam program penyesatannya pada akhir masa? Apakah Setan tidak bisa meramalkan dan membuat strategi mengenai penyebaran Islam secara global? Atau apakah Setan telah memasukkan orang-orang Muslim di seluruh dunia ke dalam rencana akhir jamannya? Akankah Islam, agama monoteistik ketiga di dunia, juga akan dianiaya oleh Setan bersama dengan Kristen dan Yahudi, yaitu ketika mereka bersama-sama menolak Anti Kristus? Atau akankah Islam – agama yang bangga karena ia menolak segala bentuk penyembahan berhala – akan tunduk pada pemimpin agama yang salah dan kejam tanpa melakukan perlawanan berarti? Selama bertahun-tahun, saya bertanya pada Tuhan mengenai isu-isu ini. Saat ini, ketika pengetahuan saya mengenai Islam semakin mendalam, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya menjadi sangat jelas. Buku ini merupakan usaha saya untuk membagikan apa yang telah saya pelajari kepada anda. Saya mengerti bahwa hal ini akan terdengar seperti pernyataan yang keras. Tetapi saya percaya informasi yang tersaji dalam buku ini akan memberikan fakta bahwa Islam memang merupakan alat utama yang akan digunakan oleh Setan untuk mewujudkan nubuatan dalam Alkitab mengenai sistem politik/agama/militer Anti Kristus yang akan melingkupi dunia; sebelum Kedatangan Yesus Kristus Kedua Kalinya.
yaa setan Iblis selalu mengambil langkah terlebih Dahulu dan mendahuluinya karena dia tahu segala yg di rancang di bumi ini dan tahu Riwayat Iblis akan berAkhi di Bumi ini maka untuk menarik pengikut sebanyak mungkin...Padahal Iblis adalah tidak mengetahui Rancangan ALLAH buktinya Tuhan / rabb Yesus di kira setelah Mati sebagai keManusiaannya akan berakhir nyatanya malah Justru Iblis dikalahkan dgn nama Tuhan /rabb Yesus nama diatas segala nama
BalasHapusDebat Agama tidak berguna.
BalasHapusIkut campur terhadap agama orang lain, menilai nilai, bahkan mengejek, sampai menghujat isi ajaran Agama orang lain akan mengundang perang.
Mencampuri urusan sakral orang lain, yaitu perihal agama orang lain sama saja ibarat mengganggu rumah tangga orang lain. Hukum adat kuno, tradisional kuno adalah hukum penggal.
Kalau masih ada kata damai dalam ajaran Agama kamu, pakai itu saja untuk hidup bersama manusia. Sisanya, buang lah dari kehidupan kamu.
Salam pintar dan damai.
Agama politik adalah setan.
BalasHapusAgama diskriminasi adalah setan
BalasHapus