Kamis, 08 September 2011

Putri Islam Arab di Libanon Menjadi Ciptaan Baru

KEHIDUPAN YANG BERARTI

Selama beberapa tahun satu pertanyaan bergema dalam pikiran saya, "Apakah artinya kehidupan ini untuk saya?" Saya seorang Arab yang dibesarkan dalam masyarakat yang sangat kuat dalam agamanya di Libanon, Timur Tengah. Ibu saya meninggal sebelum saya berumur dua tahun. Ayah saya orang baik tetapi ia mengambil isteri baru yang memperlakukan saya dengan keras sekali. Isterinya yang baru itu tidak memperbolehkan saya meneruskan pendidikan. Sebaliknya saya terpaksa bekerja supaya anak-anaknya dapat bersekolah. Pakaian saya selalu compang-camping walaupun anak-anaknya memiliki pakaian yang baik. Karena cara ia memperlakukan saya, saya mulai ingin mati. Setiap hari saya menangis, memandang ke sorga dan bertanya, "Allah, mengapa saya harus hidup sebagai pembantu yang hina dalam rumah ayah saya?" Saya sering menyalahkan Allah karena ibu saya meninggal dan saya menderita seperti ini.

Lebanon

Karena kesedihan, pada satu hari saya minum satu liter bensin dengan maksud membunuh diri, tetapi tidak mati. Pada waktu yang lain di kota Beirut saya mencoba melemparkan diri dari tempat tinggi ke dalam laut tetapi satu tangan yang mahakuasa menyelamatkan saya. Banyak kali saya tidak makan, menjadi lapar dan tidur di depan pintu rumah saya. Saya sungguh menderita tetapi tidak meninggal dunia.

Selama enam tahun seorang pengikut Isa Al-Masih menerangkan kepada saya mengenai kasih Allah. Dengan sabar, berulang kali ia mengajak saya mengikuti pertemuan untuk mempelajari Injil yang Kudus (Injil Muqaddas). Saya selalu menolaknya dengan bermacam-macam alasan. Akhirnya saya mengalah dan menerima undangannya. Untuk kali pertama dalam kehidupan ini saya mendengarkan Firman Allah. Dengan sikap yang sungguh-sungguh saya mulai memperhatikan pribadi Isa Al-Masih. Saya heran belajar bahwa Ia menderita lebih dari saya dan malahan bahwa Ia menderita untuk saya ini, yang belum percaya kepadaNya. Pada waktu itu saya juga mendengar bahwa Ia sedia mengampuni dosa-dosa saya, dosa-dosa yang tidak dapat dihapuskan walau dengan melakukan amal-amal sekalipun.

Sebelumnya saya kira saya harus melakukan bermacam-macam amal dan menjalankan semua adat agama untuk diperkenankan oleh Allah. Tetapi dari Injil yang Kudus saya menemukan bahwa keselamatan tidak diperoleh dengan perbuatan amal. Juga saya tidak dapat dilepaskan dari ikatan dosa dan hukuman Hari Kiamat dengan melakukan amal-amal. Akhirnya saya percaya pada Isa Al-Masih, mengaku dosa-dosa saya dan bertobat. Akibatnya, pada saat itu juga saya mengalami damai-sejahtera yang mengherankan dalam hati saya dan pada saat itu saya memulai satu hidup yang baru. Sungguh benar ayat suci dari Injil yang berbunyi, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus [Isa Al-Masih], ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (Injil, II Korintus 5:17)

Sumber: ISA dan ALQURAN

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

1 komentar:

  1. Pengakuan iman yg tepat dan benar sb kristus adalah ilmuwan jd karya injilnya sama dengan rumus sehingga kristus ialah "bapa ilmuwan". Rumus diciptakan guna mempermudah setiap manusia memperoleh solusi guna mencapai suatu tujuan. Dmn ilmuwan tersebut berdarah-darah dlm menghasilkan menemukan suatu rumus mk kita yg menikmatinya sb bisa menolong. Berlaku sebaliknya jk tanpa rumus kita harus berdarah-darah dan hasilnya belum tentu dan tdk terbukti menjamin, ini mirip judi.
    Ilmuwan yesus menciptakan rumus agama dg nama "iman" dan islam adalah "hukum" yg buahnya mirip dihukum sb hrs melakukan banyak ketentuan risalah yg hasilnya "muhamad" sendiri tdk berdaya membuktikan bw setelah dia mati tetap mati tdk dihidupkan kembali dlm keabadian guna menetap di sorga dan bukti apa muhamad hingga skarang menetap di sorga dg allah. Uraian ini wajib dicapkan islam jk ingin mengkritisi injil dmn yesus dpt membuktikan kebenarannya dari kondisi mayat/mati lalu dihidupkan oleh allah dlm keabadian guna menetap di sorga dan membuktikan rumus perkataannya dan sbg bukti yesus menetap di sorga yesus mengutus "roh kebenaran/roh kudus" kpd jemaatnya, sb hanya orang hidup dan berkuasa yg bisa mengutus dr sorga. Beda dg muhamad yg "mati" tdk ada tanda tandanya bahkan dikitabnyapun sbg dasarnya tdk ada kehidupan hingga kini, dan hal ini muhamad tdk beda dg leluhur kita yg juga mati dan tdk bisa memberi solusi bg manusia fana tsb menetap di sorga, ini celaka rugi dan konyol sb muhamad bukan ilmuwan yg punya "rumus", jauh jauh bak bumi dg langit dibandingkan dg yesus.

    BalasHapus