Setelah membahas dan menawarkan resolusi pada sejumlah tantangan-tantangan potensial terhadap tesis yang dipresentasikan dalam buku ini, maka sekarang kita akan menuju pada beberapa pemikiran akhir.
HANYA KEBETULAN?
Ketika saya mulai mempelajari eskatologi Islam dan banyaknya kemiripan antara Anti-Kristus Biblika dengan Islamik Mahdi, maka saya menjadi terheran-heran. Tetapi sementara saya mulai melihat bahwa kemiripan ini diperluas jauh dari hanya sekedar Mahdi dan Anti Kristus, saya tahu bahwa subyek ini menuntut sebuah studi yang komprehensif. Saya harus “menyaksikan sendiri seberapa dalam lubang kelinci ini” membawa saya. Sementara terdapat kemiripan antara dua sistem eskatologi, satu subyek dengan subyek lainnya, kesimpulan pribadi saya adalah bahwa kemiripan-kemiripan yang banyak ini bukanlah sebuah kebetulan. Di sana ada bukti yang jelas akan tujuan dan disainnya.
Dalam pasal delapan belas, saya mendaftarkan 22 kemiripan yang sangat kuat antara pandangan eskatologis Alkitab dengan Islam mengenai hari-hari terakhir. Saya yakin bahwa daftar ini masih bisa diperbanyak. Beberapa hal yang paralel, diantaranya sangat menarik. Pikirkanlah sebuah fakta sebagai contoh: Para sarjana Alkitab dan para pelajar nubuatan Alkitab telah menyimpulkan bahwa Anti Kristus akan mengadakan “perjanjian damai” dengan Israel selama tujuh tahun. Perjanjian ini diyakini oleh banyak orang, akan memasukkan ke dalamnya sebuah konsesi yang akan mengijinkan Israel untuk membangun kembali bait Suci Yahudi di Yerusalem. Skenario yang sama persis diperlihatkan oleh tradisi Islam bahwa Mahdi akan memediasi sebuah “perjanjian damai” dengan orang-orang Kristen melalui seorang Yahudi dari suku Lewi, yaitu suku darimana para imam Yahudi berasal. Seorang Lewi akan menjadi seorang agen penting untuk mewakili orang-orang Yahudi dalam membangun kembali Bait Suci mereka. Ajaibnya, kurun waktu Islamik di sini adalah tepat selama tujuh tahun. Hal ini adalah sebuah paralel yang terlalu detil dan spesifik untuk dituliskan, sehingga kita menganggapnya sebagai sebuah kebetulan. Dan barangkali inilah elemen yang paling tidak signifikan dari semua paralel-paralel yang ada.
Dalam memikirkan implikasi dari kenyataan bahwa “manusia jahat” terbesar dalam Alkitab; yaitu Anti Kristus, secara literal telah ditransformasikan ke dalam kedatangan juru selamat Islam, sementara manusia baik terbesar dalam Alkitab, yang namanya adalah Yesus, telah ditransformasikan menjadi “manusia jahat” terbesar dalam eskatologi Islam. Seseorang harus mau menanyakan pertanyaan berikut: Apakah Setan secara spesifik telah terlibat dalam penginspirasian doktrin akhir zamannya Islam? Apakah Setan melalui tradisi-tradisi Islam, telah menemukan suatu cara untuk melaksanakan rencana akhirnya? Sekarang sebagaimana yang bisa kita saksikan, tentu saja dalam sejarah natural ada orang-orang yang nyata dan perkembangan-perkembangan dalam jumlah besar yang berkontribusi bagi pembentukan tradisi-tradisi ini. Tetapi saya berbicara dari faktor-faktor dan makluk-makluk rohani yang tidak kelihatan yang ada di belakang pembentukan tradisi-tradisi ini. Kekhususan, detil dan cakupan dari hal-hal yang paralel menuntut pengakuan disain, sementara natur membengkokkan dan bersikap sinis terhadap hal-hal yang “anti-paralel”, dengan jelas menunjukkan sifat dengki dari “orang” yang melakukannya. Saya mengerti bahwa apa yang saya nyatakan barusan kelihatannya seperti sebuah pernyataan paranoid. Tetapi pikirkanlah seluruh fakta-fakta ini: Ketika Tuhan mewahyukan kitab Wahyu kepada rasul Yohanes, Ia pada saat yang sama menyingkapkan rencana terbesar Setan untuk menyesatkan dunia. Rencana Setan pun diekspos. Menemukan dirinya dalam posisi seperti itu, mungkinkah Setan, dengan tabiatnya yang licik itu, memutuskan bahwa adalah penting untuk menciptakan sebuah tradisi yang kuat yang berisi sebuah “anti-paralel” dari rencana besarnya?
Jika demikian, Setan masih bisa bersikap kurang ajar, yaitu dengan masih membawa-bawa apa yang telah Tuhan katakan akan Ia lakukan, tetapi pada saat yang sama ia masih bisa memperdayakan sebagian besar dunia semantara ia (Setan) melakukannya. Jika ini yang terjadi, maka ketika Anti Kristus datang sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Alkitab, Setan telah memperlihatkan Anti Kristus itu kepada sekurangnya 1,5 milyar orang Muslim, dimana mereka akan mengenali sang Anti Kristus melalui tradisi-tradisi dan nubuatan-nubuatan yang sudah berusia 1400 tahun yang telah memprediksikan kedatangan seorang “penyelamat” yang menakjubkan. Sebagai oknum yang menginspirasikan berdirinya tradisi akan kedatangan seorang Anti Kristus seperti itu dalam sebuah agama dunia yang bersemangat, maka Setan sebenarnya telah menyiapkan seperlima penduduk dunia untuk menyambut dan menerima kedatangan Anti Kristus dengan tangan terbuka. Tampaknya seluruh dunia Islam, yang berkembang dengan cepat, secara literal telah dipersiapkan untuk melaksanakan rencana dari musuh terbesar Tuhan. Jika ini yang sedang terjadi, maka tidak hanya dikatakan bahwa “Setan hidup dengan sejahtera di Planet Bumi,” tetapi bisa dikatakan lebih spesifik lagi: “
Setan hidup dengan sejahtera dalam sebuah agama dunia yang bertumbuh paling cepat.”
SISI BAIK ISLAM
Sebelum kita membahas lebih jauh, harus ditunjukkan bahwa meski buku ini lebih banyak terfokus pada sisi yang paling negatif dari Islam, kita juga bisa mengkualifikasikan di sini bahwa Islam sebagai sebuah agama juga dipenuhi dengan banyak hal-hal baik, kesalehan, hal-hal yang layak dipuji dan agung. Seseorang bisa menunjukkan doa yang penuh dengan kesungguhan yang menjadi kekuatan Islam atau arsitektur dan seni Islam yang sangat indah. Pada kenyataannya ada banyak hal mengenai Islam dan budaya Islam yang saya secara pribadi menemukannya sebagai hal yang atraktif dan berkesan. Menyangkali sisi Islam ini sama seperti kita membenamkan kepala kita di dalam pasir.
Tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh Oswald Chambers dalam buku devosional Kristen klasiknya “My Utmost for His Highest”, dimana ia berkata: “yang baik selalu merupakan yang paling kuat dari musuh”. Ini sebuah konsep penting untuk kita pegang. Alasannya adalah bahwa Setan telah mengetahui hal ini jauh sebelumnya dan secara efektif memakai konsep ini sebagai salah satu dari peralatan terbaiknya untuk menyesatkan banyak orang. Islam memiliki banyak ekspresi-ekspresi religius di dalam dan di luar yang tampaknya cukup baik; dan banyak yang memiliki kemiripan yang kuat dengan yang saya temukan dalam kekristenan. Tentu saja, agama Islam tanpa Injil Yesus yang asli tidak akan pernah membawa orang kepada hubungan yang benar dengan Tuhan. Tak peduli sebanyak apa pun ciri-ciri dan tradisi-tradisi mengagumkan yang dimiliki oleh Islam, tetapi ia gagal mencapai hal yang paling utama dalam kehidupan.
Yesus bukan hanya sekedar seorang nabi yang lain; tetapi Ia adalah “Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14:6). Dalam pengertian ini, kita bisa melihat dengan jelas natur dari Anti Kristus Islam. Bagaimana bisa? Sebab kata “Anti Kristus” memiliki arti ganda. Tidak hanya bahwa Anti Kristus itu artinya “melawan Kristus”, ia juga mengandung pengertian “selain dari Kristus” – sebuah substitusi. Dalam Islam, saya bisa melihat sebuah bentuk substitusi Kristen yang ditata dengan sangat ahli. Islam adalah sebuah agama yang memiliki banyak kemiripan dengan yang asli, meskipun ia tidak memiliki semua aspek-aspek yang esensial dari yang asli itu, yaitu sebuah hubungan dengan Tuhan alam semesta yang sejati melalui Yesus Kristus. Ini sebuah mode esensial yang Tuhan pilih dan tetapkan untuk berhubungan dengan manusia. Islam berusaha untuk menyingkirkan hal ini. Bagi Kekristenan, adalah sulit untuk menciptakan sebuah contoh yang lebih baik dari seorang Kristus dengan versi lebih rendah dibandingkan bagi Islam.
Dan dalam pengertian ini, Islam adalah “baik” yaitu bahwa ia adalah musuh yang paling tinggi. Sebab itu, bahaya Islam bukan hanya sisi gelapnya yang terlihat jelas tetapi juga sisi terangnya. Sebab aspek-aspek Islam itulah, yaitu yang mirip dengan sebuah hubungan sejati dengan Tuhan, yang membuatnya mudah diterima oleh banyak orang yang mendasarkan keputusan mereka pada sebuah pengujian yang tidak lengkap terhadap kedua agama itu. Setan itu licik dan penuh tipu daya. Tanpa dilapisi dengan kesalehan, maka Islam tidak akan bisa diterima oleh siapa pun, tetapi Setan selalu menutupi racun dengan permen yang manis. Setan dengan gembira rela menderita dan mengijinkan banyak elemen-elemen yang baik dimasukkan ke dalam agama Islam untuk menukar ketiadaan elemen esensial dan fundamental dari sebuah hubungan yang benar dengan Tuhan, yaitu Yesus sejati – satu-satunya Juru Selamat dunia.
JIKA BUKAN ISLAM, LALU APA?
Setelah semua informasi diuji, masih ada satu pertanyaan penting terakhir yang perlu untuk ditanyakan: Jika Islam bukanlah sistem Anti Kristus, lalu apa?
Di Amerika, kita cenderung menjadi masyarakat yang Amerika sentris. Sebagai orang-orang Kristen Amerika kita selalu membaca Alkitab berdasarkan pengalaman pribadi kita sebagai orang Amerika. Saat ini, di Amerika dan di banyak negara lainnya, secara umum “musuh” terbesar kekristenan hari ini adalah “progresif” sekularis – kaum sayap kiri dan para penganut berbagai bentuk agama Zaman Baru (New Age). David Limbaugh, komentator sosial dan politik, dalam bukunya “Persecution: How Liberal Are Waging War Agains Christianity” memberikan detil-detil bertumbuhnya kecenderungan bersikap prejudis, diskriminatif dan kebencian terhadap kekristenan di Amerika. Limbaugh secara akurat mengidentifikasikan semakin bertumbuhnya sebuah kebencian yang asli terhadap kekristenan di Amerika Serikat.
Dengan demikian, banyak orang-orang Kristen Amerika akan menyaksikan satu hari ketika kebencian dari para sekularis progresif terhadap kekristenan akan mendidih menjadi sebuah kegeraman sehingga sejumlah orang akan merasa bahwa tindakannya bisa dibenarkan ketika mereka membunuh orang-orang Kristen. Meskipun saya sendiri memiliki kebencian yang kuat yang diarahkan kepada kekristenan, dan sementara analisa Limbaugh sepenuhnya akurat, saya secara pribadi menemukan bahwa adalah sulit untuk mempercayai bahwa liberalisme dan sekularisme seperti ini cukup kuat untuk dianggap sebagai tabiat membunuh yang terorganisir, yang akan berlangsung pada hari-hari terakhir, seperti yang dikatakan oleh Alkitab. Barangkali penglihatan orang-orang Kristen Amerika terlalu kabur ketika mereka mencoba untuk memvisualisasikan atau berspekulasi tentang siapakah sebenarnya penganiaya mereka di akhir zaman. Ketika Yesus berkata bahwa harinya akan datang “ketika mereka yang membunuh kamu berpikir bahwa mereka sedang melayani Tuhan,” adalah penting untuk tidak hanya memiliki keyakinan akan adanya satu Tuhan, tetapi juga keyakinan kepada sebuah sistem agama dengan mentalitas bahwa membunuh dengan nama Allah adalah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Secara pribadi saya tidak melihat bahwa liberalisme, humanisme, atau bahkan okultisme bisa diperhitungkan dalam deskripsi spesifik Yesus ketika Ia memberikan peringatan ini. Barangkali, jika dalam beberapa dekade yang akan datang, humanisme, sekularisme, okultisme, dan beberapa bentuk agama Zaman Baru berubah menjadi sebuah gerakan dunia kohesif yang populer, maka dalam kasus ini ia bisa dianggap sebagai sebuah sistem yang akan bertanggungjawab atas terjadinya penganiayaan atas seluruh bumi. Tetapi saat ini, sistem seperti itu belum ada. Saya tidak menemukan ada cukup bukti untuk menerima pendapat bahwa salah satu dari “isme” yang disebut di atas adalah calon yang memiliki legitimasi untuk menggenapi nubuatan Yesus mengenai orang-orang yang akan membunuh orang-orang Kristen dan berpikir bahwa mereka sedang melayani Tuhan ketika melakukannya.
Tetapi Islam secara sempurna cocok dengan nubuatan Yesus. Dan selagi kita mendiskusikannya di pasal-pasal sebelumnya, Islam juga secara sempurna menggenapi nubuatan Yohanes mengenai sebuah sistem yang berlaku di seluruh dunia yang menggunakan cara “memenggal kepala” sebagai metode utama atau mode operasi untuk memaksakan hukum-hukumnya. Tetapi bagaimana kita bisa sampai tidak memperhatikan hal ini? Islam adalah agama kedua terbesar dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Apakah kita bisa buta seperti itu? Untuk bersikap adil, hingga peristiwa 11 September, Islam sepertinya berada di luar radar kebanyakan orang-orang Kristen Amerika. Dan dengan banyak cara, Islam sebagai sebuah agama sepertinya diabaikan sebagai sebuah kekuatan dunia selama berabad-abad lamanya. Tetapi Islam perlahan-lahan dan dengan pasti bertumbuh di sepanjang abad ke dua puluh, dan mulai menunjukkan eksistensinya dengan datangnya Islam radikal di Iran dan Mesir yang kemudian memicu jaringan gerakan jihad sedunia, yang sebelumnya belum pernah ada baik dalam sejarah Islam maupun sejarah dunia. Banyak orang yang hari ini mendeklarasikan bahwa “abad ke dua puluh satu akan menjadi abad Islam”. Selagi banyak orang berspekulasi bahwa Amerika akan terlibat dalam perang dunia ketiga, Muslim sedang mendeklarasikan kepada seluruh dunia bahwa mereka sedang melakukan Jihad besar yang ketiga. Karena itu, mungkin dengan masih tersisa waktu satu jam lagi, Islam sekarang akhirnya telah menarik perhatian kita. Dan setelah kita mempelajari natur Islam dalam terang nubuatan Biblika/Alkitab, kita bisa lihat bahwa tidak hanya secara mendetil ia cocok dengan deskripsi Nubuatan Biblika, tetapi bahwa sekarang selama seribu empat ratus tahun, ia sudah melakukan infiltrasi ke setiap sudut bumi. Saya percaya bahwa panggungnya sudah terpasang.
HANYA KEBETULAN?
Ketika saya mulai mempelajari eskatologi Islam dan banyaknya kemiripan antara Anti-Kristus Biblika dengan Islamik Mahdi, maka saya menjadi terheran-heran. Tetapi sementara saya mulai melihat bahwa kemiripan ini diperluas jauh dari hanya sekedar Mahdi dan Anti Kristus, saya tahu bahwa subyek ini menuntut sebuah studi yang komprehensif. Saya harus “menyaksikan sendiri seberapa dalam lubang kelinci ini” membawa saya. Sementara terdapat kemiripan antara dua sistem eskatologi, satu subyek dengan subyek lainnya, kesimpulan pribadi saya adalah bahwa kemiripan-kemiripan yang banyak ini bukanlah sebuah kebetulan. Di sana ada bukti yang jelas akan tujuan dan disainnya.
Dalam pasal delapan belas, saya mendaftarkan 22 kemiripan yang sangat kuat antara pandangan eskatologis Alkitab dengan Islam mengenai hari-hari terakhir. Saya yakin bahwa daftar ini masih bisa diperbanyak. Beberapa hal yang paralel, diantaranya sangat menarik. Pikirkanlah sebuah fakta sebagai contoh: Para sarjana Alkitab dan para pelajar nubuatan Alkitab telah menyimpulkan bahwa Anti Kristus akan mengadakan “perjanjian damai” dengan Israel selama tujuh tahun. Perjanjian ini diyakini oleh banyak orang, akan memasukkan ke dalamnya sebuah konsesi yang akan mengijinkan Israel untuk membangun kembali bait Suci Yahudi di Yerusalem. Skenario yang sama persis diperlihatkan oleh tradisi Islam bahwa Mahdi akan memediasi sebuah “perjanjian damai” dengan orang-orang Kristen melalui seorang Yahudi dari suku Lewi, yaitu suku darimana para imam Yahudi berasal. Seorang Lewi akan menjadi seorang agen penting untuk mewakili orang-orang Yahudi dalam membangun kembali Bait Suci mereka. Ajaibnya, kurun waktu Islamik di sini adalah tepat selama tujuh tahun. Hal ini adalah sebuah paralel yang terlalu detil dan spesifik untuk dituliskan, sehingga kita menganggapnya sebagai sebuah kebetulan. Dan barangkali inilah elemen yang paling tidak signifikan dari semua paralel-paralel yang ada.
Dalam memikirkan implikasi dari kenyataan bahwa “manusia jahat” terbesar dalam Alkitab; yaitu Anti Kristus, secara literal telah ditransformasikan ke dalam kedatangan juru selamat Islam, sementara manusia baik terbesar dalam Alkitab, yang namanya adalah Yesus, telah ditransformasikan menjadi “manusia jahat” terbesar dalam eskatologi Islam. Seseorang harus mau menanyakan pertanyaan berikut: Apakah Setan secara spesifik telah terlibat dalam penginspirasian doktrin akhir zamannya Islam? Apakah Setan melalui tradisi-tradisi Islam, telah menemukan suatu cara untuk melaksanakan rencana akhirnya? Sekarang sebagaimana yang bisa kita saksikan, tentu saja dalam sejarah natural ada orang-orang yang nyata dan perkembangan-perkembangan dalam jumlah besar yang berkontribusi bagi pembentukan tradisi-tradisi ini. Tetapi saya berbicara dari faktor-faktor dan makluk-makluk rohani yang tidak kelihatan yang ada di belakang pembentukan tradisi-tradisi ini. Kekhususan, detil dan cakupan dari hal-hal yang paralel menuntut pengakuan disain, sementara natur membengkokkan dan bersikap sinis terhadap hal-hal yang “anti-paralel”, dengan jelas menunjukkan sifat dengki dari “orang” yang melakukannya. Saya mengerti bahwa apa yang saya nyatakan barusan kelihatannya seperti sebuah pernyataan paranoid. Tetapi pikirkanlah seluruh fakta-fakta ini: Ketika Tuhan mewahyukan kitab Wahyu kepada rasul Yohanes, Ia pada saat yang sama menyingkapkan rencana terbesar Setan untuk menyesatkan dunia. Rencana Setan pun diekspos. Menemukan dirinya dalam posisi seperti itu, mungkinkah Setan, dengan tabiatnya yang licik itu, memutuskan bahwa adalah penting untuk menciptakan sebuah tradisi yang kuat yang berisi sebuah “anti-paralel” dari rencana besarnya?
Jika demikian, Setan masih bisa bersikap kurang ajar, yaitu dengan masih membawa-bawa apa yang telah Tuhan katakan akan Ia lakukan, tetapi pada saat yang sama ia masih bisa memperdayakan sebagian besar dunia semantara ia (Setan) melakukannya. Jika ini yang terjadi, maka ketika Anti Kristus datang sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Alkitab, Setan telah memperlihatkan Anti Kristus itu kepada sekurangnya 1,5 milyar orang Muslim, dimana mereka akan mengenali sang Anti Kristus melalui tradisi-tradisi dan nubuatan-nubuatan yang sudah berusia 1400 tahun yang telah memprediksikan kedatangan seorang “penyelamat” yang menakjubkan. Sebagai oknum yang menginspirasikan berdirinya tradisi akan kedatangan seorang Anti Kristus seperti itu dalam sebuah agama dunia yang bersemangat, maka Setan sebenarnya telah menyiapkan seperlima penduduk dunia untuk menyambut dan menerima kedatangan Anti Kristus dengan tangan terbuka. Tampaknya seluruh dunia Islam, yang berkembang dengan cepat, secara literal telah dipersiapkan untuk melaksanakan rencana dari musuh terbesar Tuhan. Jika ini yang sedang terjadi, maka tidak hanya dikatakan bahwa “Setan hidup dengan sejahtera di Planet Bumi,” tetapi bisa dikatakan lebih spesifik lagi: “
Setan hidup dengan sejahtera dalam sebuah agama dunia yang bertumbuh paling cepat.”
SISI BAIK ISLAM
Sebelum kita membahas lebih jauh, harus ditunjukkan bahwa meski buku ini lebih banyak terfokus pada sisi yang paling negatif dari Islam, kita juga bisa mengkualifikasikan di sini bahwa Islam sebagai sebuah agama juga dipenuhi dengan banyak hal-hal baik, kesalehan, hal-hal yang layak dipuji dan agung. Seseorang bisa menunjukkan doa yang penuh dengan kesungguhan yang menjadi kekuatan Islam atau arsitektur dan seni Islam yang sangat indah. Pada kenyataannya ada banyak hal mengenai Islam dan budaya Islam yang saya secara pribadi menemukannya sebagai hal yang atraktif dan berkesan. Menyangkali sisi Islam ini sama seperti kita membenamkan kepala kita di dalam pasir.
Tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh Oswald Chambers dalam buku devosional Kristen klasiknya “My Utmost for His Highest”, dimana ia berkata: “yang baik selalu merupakan yang paling kuat dari musuh”. Ini sebuah konsep penting untuk kita pegang. Alasannya adalah bahwa Setan telah mengetahui hal ini jauh sebelumnya dan secara efektif memakai konsep ini sebagai salah satu dari peralatan terbaiknya untuk menyesatkan banyak orang. Islam memiliki banyak ekspresi-ekspresi religius di dalam dan di luar yang tampaknya cukup baik; dan banyak yang memiliki kemiripan yang kuat dengan yang saya temukan dalam kekristenan. Tentu saja, agama Islam tanpa Injil Yesus yang asli tidak akan pernah membawa orang kepada hubungan yang benar dengan Tuhan. Tak peduli sebanyak apa pun ciri-ciri dan tradisi-tradisi mengagumkan yang dimiliki oleh Islam, tetapi ia gagal mencapai hal yang paling utama dalam kehidupan.
Yesus bukan hanya sekedar seorang nabi yang lain; tetapi Ia adalah “Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14:6). Dalam pengertian ini, kita bisa melihat dengan jelas natur dari Anti Kristus Islam. Bagaimana bisa? Sebab kata “Anti Kristus” memiliki arti ganda. Tidak hanya bahwa Anti Kristus itu artinya “melawan Kristus”, ia juga mengandung pengertian “selain dari Kristus” – sebuah substitusi. Dalam Islam, saya bisa melihat sebuah bentuk substitusi Kristen yang ditata dengan sangat ahli. Islam adalah sebuah agama yang memiliki banyak kemiripan dengan yang asli, meskipun ia tidak memiliki semua aspek-aspek yang esensial dari yang asli itu, yaitu sebuah hubungan dengan Tuhan alam semesta yang sejati melalui Yesus Kristus. Ini sebuah mode esensial yang Tuhan pilih dan tetapkan untuk berhubungan dengan manusia. Islam berusaha untuk menyingkirkan hal ini. Bagi Kekristenan, adalah sulit untuk menciptakan sebuah contoh yang lebih baik dari seorang Kristus dengan versi lebih rendah dibandingkan bagi Islam.
Dan dalam pengertian ini, Islam adalah “baik” yaitu bahwa ia adalah musuh yang paling tinggi. Sebab itu, bahaya Islam bukan hanya sisi gelapnya yang terlihat jelas tetapi juga sisi terangnya. Sebab aspek-aspek Islam itulah, yaitu yang mirip dengan sebuah hubungan sejati dengan Tuhan, yang membuatnya mudah diterima oleh banyak orang yang mendasarkan keputusan mereka pada sebuah pengujian yang tidak lengkap terhadap kedua agama itu. Setan itu licik dan penuh tipu daya. Tanpa dilapisi dengan kesalehan, maka Islam tidak akan bisa diterima oleh siapa pun, tetapi Setan selalu menutupi racun dengan permen yang manis. Setan dengan gembira rela menderita dan mengijinkan banyak elemen-elemen yang baik dimasukkan ke dalam agama Islam untuk menukar ketiadaan elemen esensial dan fundamental dari sebuah hubungan yang benar dengan Tuhan, yaitu Yesus sejati – satu-satunya Juru Selamat dunia.
JIKA BUKAN ISLAM, LALU APA?
Setelah semua informasi diuji, masih ada satu pertanyaan penting terakhir yang perlu untuk ditanyakan: Jika Islam bukanlah sistem Anti Kristus, lalu apa?
Di Amerika, kita cenderung menjadi masyarakat yang Amerika sentris. Sebagai orang-orang Kristen Amerika kita selalu membaca Alkitab berdasarkan pengalaman pribadi kita sebagai orang Amerika. Saat ini, di Amerika dan di banyak negara lainnya, secara umum “musuh” terbesar kekristenan hari ini adalah “progresif” sekularis – kaum sayap kiri dan para penganut berbagai bentuk agama Zaman Baru (New Age). David Limbaugh, komentator sosial dan politik, dalam bukunya “Persecution: How Liberal Are Waging War Agains Christianity” memberikan detil-detil bertumbuhnya kecenderungan bersikap prejudis, diskriminatif dan kebencian terhadap kekristenan di Amerika. Limbaugh secara akurat mengidentifikasikan semakin bertumbuhnya sebuah kebencian yang asli terhadap kekristenan di Amerika Serikat.
Dengan demikian, banyak orang-orang Kristen Amerika akan menyaksikan satu hari ketika kebencian dari para sekularis progresif terhadap kekristenan akan mendidih menjadi sebuah kegeraman sehingga sejumlah orang akan merasa bahwa tindakannya bisa dibenarkan ketika mereka membunuh orang-orang Kristen. Meskipun saya sendiri memiliki kebencian yang kuat yang diarahkan kepada kekristenan, dan sementara analisa Limbaugh sepenuhnya akurat, saya secara pribadi menemukan bahwa adalah sulit untuk mempercayai bahwa liberalisme dan sekularisme seperti ini cukup kuat untuk dianggap sebagai tabiat membunuh yang terorganisir, yang akan berlangsung pada hari-hari terakhir, seperti yang dikatakan oleh Alkitab. Barangkali penglihatan orang-orang Kristen Amerika terlalu kabur ketika mereka mencoba untuk memvisualisasikan atau berspekulasi tentang siapakah sebenarnya penganiaya mereka di akhir zaman. Ketika Yesus berkata bahwa harinya akan datang “ketika mereka yang membunuh kamu berpikir bahwa mereka sedang melayani Tuhan,” adalah penting untuk tidak hanya memiliki keyakinan akan adanya satu Tuhan, tetapi juga keyakinan kepada sebuah sistem agama dengan mentalitas bahwa membunuh dengan nama Allah adalah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Secara pribadi saya tidak melihat bahwa liberalisme, humanisme, atau bahkan okultisme bisa diperhitungkan dalam deskripsi spesifik Yesus ketika Ia memberikan peringatan ini. Barangkali, jika dalam beberapa dekade yang akan datang, humanisme, sekularisme, okultisme, dan beberapa bentuk agama Zaman Baru berubah menjadi sebuah gerakan dunia kohesif yang populer, maka dalam kasus ini ia bisa dianggap sebagai sebuah sistem yang akan bertanggungjawab atas terjadinya penganiayaan atas seluruh bumi. Tetapi saat ini, sistem seperti itu belum ada. Saya tidak menemukan ada cukup bukti untuk menerima pendapat bahwa salah satu dari “isme” yang disebut di atas adalah calon yang memiliki legitimasi untuk menggenapi nubuatan Yesus mengenai orang-orang yang akan membunuh orang-orang Kristen dan berpikir bahwa mereka sedang melayani Tuhan ketika melakukannya.
Tetapi Islam secara sempurna cocok dengan nubuatan Yesus. Dan selagi kita mendiskusikannya di pasal-pasal sebelumnya, Islam juga secara sempurna menggenapi nubuatan Yohanes mengenai sebuah sistem yang berlaku di seluruh dunia yang menggunakan cara “memenggal kepala” sebagai metode utama atau mode operasi untuk memaksakan hukum-hukumnya. Tetapi bagaimana kita bisa sampai tidak memperhatikan hal ini? Islam adalah agama kedua terbesar dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Apakah kita bisa buta seperti itu? Untuk bersikap adil, hingga peristiwa 11 September, Islam sepertinya berada di luar radar kebanyakan orang-orang Kristen Amerika. Dan dengan banyak cara, Islam sebagai sebuah agama sepertinya diabaikan sebagai sebuah kekuatan dunia selama berabad-abad lamanya. Tetapi Islam perlahan-lahan dan dengan pasti bertumbuh di sepanjang abad ke dua puluh, dan mulai menunjukkan eksistensinya dengan datangnya Islam radikal di Iran dan Mesir yang kemudian memicu jaringan gerakan jihad sedunia, yang sebelumnya belum pernah ada baik dalam sejarah Islam maupun sejarah dunia. Banyak orang yang hari ini mendeklarasikan bahwa “abad ke dua puluh satu akan menjadi abad Islam”. Selagi banyak orang berspekulasi bahwa Amerika akan terlibat dalam perang dunia ketiga, Muslim sedang mendeklarasikan kepada seluruh dunia bahwa mereka sedang melakukan Jihad besar yang ketiga. Karena itu, mungkin dengan masih tersisa waktu satu jam lagi, Islam sekarang akhirnya telah menarik perhatian kita. Dan setelah kita mempelajari natur Islam dalam terang nubuatan Biblika/Alkitab, kita bisa lihat bahwa tidak hanya secara mendetil ia cocok dengan deskripsi Nubuatan Biblika, tetapi bahwa sekarang selama seribu empat ratus tahun, ia sudah melakukan infiltrasi ke setiap sudut bumi. Saya percaya bahwa panggungnya sudah terpasang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar