TUJUAN SETAN UNTUK MENDOMINASI DUNIA
Setan selalu bertujuan agar semua penduduk dunia menyembahnya dan bukannya menyembah Tuhan. Maka Setan mempunyai rencana jangka panjang yang sangat spesifik untuk membangkitkan sebuah gerakan penyembahan kepadanya, yang secara literal akan meliputi seluruh muka bumi. Orang-orang yang percaya kepada Alkitab mengetahui bahwa hal ini benar adanya. Melalui Antikristus dan nabi Palsunya, Alkitab berkata bahwa Setan sedikit lagi akan mencapai tujuannya sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali.
Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga Setan itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Dan mereka menyembah naga (Setan) itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang (Antikristus) itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: “Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?” Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Tuhan, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih. (Wahyu 13:2, 4-8)
penekanan dalam kurung oleh Penulis
Deskripsi gerakan penyembahan di masa yang akan datang ini, secara literal akan menyentuh “semua suku, bangsa, bahasa dan bangsa”. Alkitab mengajarkan bahwa di jaman ini, barangsiapa yang tidak menyembah satu-satunya Tuhan Yang Benar dan Putra-Nya Yesus Kristus, pada akhirnya akan ditipu sehingga menyembah Setan, roh yang tidak kelihatan dibalik tipuan gerakan penyembahan pada akhir jaman. Seperti yang telah kita lihat, kendaraan yang digunakan Setan untuk meluncurkan gerakan penyembahan terhadap dirinya adalah Antikristus dan “kerajaan Binatang”-nya, yang akan merupakan sebuah kekaisaran yang sangat berkuasa dengan mesin-mesin militer yang juga sama kuatnya. Nabi Daniel menggambarkan kekaisaran dan kekuatan militer ini sebagai “kekuatan yang sangat menakutkan dan mengerikan” yang “akan memangsa seluruh bumi”.
Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh. Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya.
Daniel 7:7,23
Maka, Alkitab memberikan pada kita sebuah gambaran yang jelas mengenai natur dari nyanyian akhir Setan sebelum Yesus membuangnya ke dalam lautan api untuk selamanya. Alkitab dengan jelas memperingatkan kita akan kedatangan kekaisaran Setan yang tujuannya tidak lain daripada mendominasi dunia secara total. Tuntutan dari kekaisaran ini akan lebih dari sekedar persekutuan dengan pemerintahannya, tetapi juga tunduk secara total dan menyembah pemimpinnya, sang Anti Kristus dan tentu saja si Jahat. Sekali lagi, barangsiapa tidak tunduk kepada sistem keagamaan yang brutal ini akan menjadi targetnya.
ISLAM DAN TUJUANNYA UNTUK MENDOMINASI DUNIA
Agar dapat memahami Islam secara tepat, kita harus mengerti bagaimana Islam memahami dirinya sendiri. Islam memandang dirinya sebagai satu-satunya agama yang benar – dan sesungguhnya merupakan satu-satunya agama yang pantas untuk dipraktekkan. Maka salah satu tujuan Islam adalah mendominasi dunia secara total. Tujuan besar Islam adalah menghapus apa saja yang dipandangnya sebagai sesat dan menggantikan penyembahan dari semua agama lain. Hingga tiba harinya dimana semua orang akan berkata, “tidak ada yang lain yang boleh disembah selain Allah”, maka Islam akan terus memerangi orang-orang dan bangsa-bangsa yang tidak beriman. Kita telah menguji secara menyeluruh visi Islam mengenai dominasi global melalui eskatologinya, tetapi konsep itu tidak hanya sekedar sebuah gagasan futuristik bahwa orang Muslim bermimpi indah menantikan Mahdi dan bahwa Yesus yang islami akan menggenapkannya bagi mereka. Teks-teks dan para sarjana Islam mengajarkan bahwa dominasi global harus diperjuangkan oleh semua Muslim setiap waktu. Perjuangan akan keberlangsungan Islam dan pada akhirnya dominasi dunia secara global disebut jihad. Sesungguhnya jihad (perjuangan) adalah persyaratan dasar bagi semua Muslim dimanapun. Jihad adalah sebuah komponen dalam Islam yang merupakan kewajiban absolut.
Nah, para apologis dan propagandis pasti akan segera berargumentasi bahwa jihad bukanlah soal perjuangan untuk mendominasi dunia. Beberapa dari mereka akan membuat pernyataan yang menyesatkan seperti “jihad hanyalah soal mengatasi kesengsaraan”. Atau mereka akan mengemukakan bahwa “jihad yang terbesar” adalah perjuangan melawan diri sendiri. Walaupun perjuangan batin ini juga merupakan sebuah aspek yang sah dalam jihad, janganlah anda tertipu. Jihad yang wajib diperjuangkan bagi semua Muslim terhadap kelemahan batin seseorang tidaklah memperkecil sentralitas tuntutan Islam terhadap semua Muslim untuk mengobarkan jihad terhadap dunia kafir hingga Islam menjadi penguasa. Ini juga meliputi bentuk-bentuk peperangan lainnya seperti dalam bidang-bidang intelektual maupun politik. Namun dalam bidang apapun seorang Muslim terlibat, ia tetap akan mempunyai pandangan yang sama, yaitu berjuang hingga akhirnya tercapailah dominasi global dan supremasi Islam secara universal.
JIHAD
Kata “Jihad” berasal dari akar kata dalam bahasa Arab J-H-D, yang berarti “perjuangan”. Ada 5 jenis jihad:
a.Jihad al-nafs (perjuangan melawan hawa nafsu dalam diri sendiri)
b.Jihad al-Shaitan (perjuangan melawan Setan)
c.Jihad al-kuffaar (perjuangan melawan orang-orang kafir)
d.Jihad al-munafiqeen (perjuangan melawan orang-orang munafik)
e.Jihad al-faasiqeen (perjuangan melawan orang-orang Muslim yang bertabiat tidak baik)
Seperti yang telah dikemukakan, seluruh bentuk jihad di atas wajib dilaksanakan oleh semua Muslim. Jika anda memperhatikan diskusi mengenai jihad di media, anda akan menemukan banyak artikel dan klaim dari orang-orang Muslim yang salah menafsirkan jihad sebagai sesuatu yang lain dari apa yang sebenarnya. Namun juga telah dikemukakan bahwa mereka yang menyangkali aspek sentral dari penampakan luar jihad dalam Islam, mereka bersikap tidak peduli dan juga sebenarnya berdusta. Pada kenyataannya, berdusta atau menyembunyikan atau salah menafsirkan natur Islam yang sebenarnya terhadap dunia yang tidak beriman (kepada Islam) sesungguhnya adalah bagian atau merupakan parsel dari metode Islam untuk melaksanakan jihad terhadap non-Muslim. Selanjutnya kita akan memperhatikan doktrin Islam mengenai berdusta di pasal yang berikutnya.
Dibalik semua iklan yang ramah, perkataan Islam yang penuh damai itu, Muhammad dengan jelas mengklaim bahwa tugasnya adalah untuk memerangi orang-orang kafir hingga mereka tunduk kepada Islam dan menjadi penyembah-penyembah Allah. Sejak jaman Muhammad, dominasi global telah menjadi tujuan Islam.
“Rasul Allah (Muhammad) berkata, ‘Saya telah diperintahkan untuk memerangi orang sampai mereka berkata: ‘Tiada yang lain yang harus disembah selain Allah”.1
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”. Sura 9:29
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. Sura 9:123
Tidak usah dipertanyakan lagi, kita telah melihat bagaimana Muhammad menganjurkan penyebaran agamanya dengan cara kekerasan. Mungkin ada orang yang berargumen bahwa kekristenan juga bertujuan menyebarkan ajarannya di seluruh muka bumi. Walau hal itu memang benar adanya, kekristenan tidak bertujuan untuk memerangi mereka yang bukan Kristen, namun lebih menghadirkan berita Injil, atau “kabar baik” kepada semua orang. Kekristenan menghargai pilihan bebas dalam diri manusia, baik menerima atau menolak tawaran pengampunan dan penerimaan Tuhan atas hidup mereka. Seperti yang pernah dikatakan oleh seseorang, “penginjilan” (mengkotbahkan ajaran Kristen kepada orang-orang non-Kristen) hanyalah semata-mata seperti seorang pengemis yang mengatakan kepada pengemis-pengemis lainnya dimana makanan itu ada.
Sedangkan Yesus, dalam memanggil orang-orang percaya baru untuk mengikuti-Nya dan melayani Tuhan, membuat sebuah pernyataan yang indah:
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan.”
Matius11:28-30
Muhammad memanggil para pengikutnya kepada sesuatu yang terus terang teramat sangat membebani. Dengan sebuah bujukan yang berlebihan, ia berkata:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesutu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Sura 2:216
Sangatlah mudah untuk mendaftarkan beberapa halaman ayat-ayat dari Qur’an dan Hadith yang merefleksikan pola pikir jihad dan memerangi orang-orang kafir agar segera tercapai keberlanjutan Islam. Sangatlah sulit untuk mengeluarkan ayat-ayat ini dari konteksnya. Namun demikian, seperti yang telah saya katakan, banyak orang Muslim Barat yang akan terus mengklaim bahwa ayat-ayat Qur’an yang mengatakan bahwa jihad hanyalah soal mengatasi kelemahan atau merupakan perang untuk mempertahankan diri, dan sebagainya. Namun, seperti yang dikatakan oleh seorang komentator Muslim:
“Janganlah percaya kepada orang-orang Muslim moderat di media Barat yang mengatakan pada anda bahwa jihad berarti ‘mengatasi kelemahan.” 2
Atau seperti yang dikatakan oleh seorang pengarang dan pengajar Muslim yang terkenal, Muhammad Saeed al-Qahtani:
“Jihad adalah sebuah tindakan ibadah, salah satu bentuk ibadah yang tertinggi kepada Allah…Mereka berkata bahwa jihad hanyalah untuk membela diri. Kebohongan ini harus disingkapkan…” 3
Alih-alih terperangkap dalam sebuah debat kusir mengenai Islam, kita akan menguji pendapat-pendapat dari beberapa sarjana Muslim terkemuka di sepanjang sejarah Islam, juga para pemimpin dan perwakilan-perwakilan Islam di negara-negara Barat dewasa ini untuk melihat apa yang sesungguhnya diajarkan Islam.
PENDAPAT PARA SARJANA MENGENAI JIHAD
Ibn Kathir mengemukakan peran penting jihad ofensif dalam masa-masa awal Islam ketika ia mengomentari Sura 9:123 tersebut diatas:
“Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk memerangi orang-orang kafir, dalam wilayah terdekat dengan negara Islam, kemudian hingga wilayah-wilayah terjauh. Inilah sebabnya mengapa Utusan Allah mulai memerangi para penyembah berhala di jazirah Arab. Ketika ia selesai dengan mereka…Kemudian ia mulai memerangi para ahli Kitab (orang Yahudi dan Kristen). Setelah kematian Muhammad, penerusnya, sahabat, dan Kalifah, Abu Bakr, menjadi pemimpin…atas nama Nabi, Abu Bakr…mulai menyiapkan tentara-tentara Islam untuk memerangi orang-orang Roma yang menyembah salib, dan orang-orang Persia yang menyembah api. Melalui berkat dari misinya, Allah membuka daerah-daerah baginya dan menjatuhkan Kaisar dan Kisra dan orang-orang yang menaati mereka diantara hamba-hamba. Abu Bakr menghabiskan harta mereka demi Allah, seperti yang telah dinubuatkan oleh utusan Allah. Misi ini (dominasi dunia) berlanjut setelah Abu Bakr di tangan orang yang ditunjuk Abu Bakr untuk menjadi penggantinya…Umar bin al-Khattab. Melalu Umar, Allah menghina orang-orang kafir, menindas tiran dan orang-orang munafik, dan membuka bagian-bagian Timur dan Barat dunia. Harta benda dari berbagai negeri dibawa kepada Umar dari propinsi-propinsi yang dekat dan jauh, dan ia membaginya berdasarkan metode yang sah dan dapat diterima. Kemudian Umar wafat…kemudian, para Sahabat diantara orang Muslim …bersepakat untuk memilih Uthman bin Affan…menggantikan Umar. Selama pemerintahan Uthman, Islam mengalami kejayaan dalam penyebarannya dan bukti Allah yang tidak terbantahkan didirikan di berbagai belahan dunia diatas leher para hamba. Islam muncul di belahan timur dan barat dunia dan firman Allah ditinggikan dan agama-Nya jelas kelihatan. Agama yang murni ini mencapai cita-citanya yang terdalam terhadap musuh-musuh Allah, dan apabila kaum Muslim telah menaklukkan sebuah komunitas, mereka kemudian akan berpindah ke komunitas berikutnya, dan berikutnya lagi, menghancurkan pelaku-pelaku tiran yang jahat. Mereka melakukan hal ini sebagai ketaatan terhadap perkataan Allah, ‘wahai kamu orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir yang ada di dekatmu”. 4
Jelaslah bahwa Muhammad, dan juga para penerusnya, Kalifah Abu Bakar, Kalifah Umar, dan Kalifah Uthman, mereka semua menyerang bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya secara ofensif dalam rangka menyebarkan Islam. Ini bukanlah seperti yang diklaim oleh para sejarahwan revisionis sebagai perang defensif. Ini adalah perang-perang ofensif yang bertujuan untuk memaksa korban-korbannya untuk tunduk kepada Islam atau “dihancurkan”.
Ibn Khaldun, seorang sejarahwan Islam yang terkenal pada abad ke-14 dan filsuf dalam karya kalsik ternama, the Muqaddimah memberikan pandangannya mengenai jihad:
“Dalam komunitas Islam, perang suci adalah kewajiban agama, karena universalitas dari misi (Muslim) dan (kewajiban untuk) mentobatkan semua orang kepada Islam baik dengan bujukan maupun dengan paksaan. Oleh karena itu, otoritas Kalifah (spiritual), bangsawan (pemerintah dan militer) disatukan dalam Islam, sehingga orang yang berwenang dapat mengabdikan kekuatan sepenuhnya dari kedua belah pihak pada saat yang sama”. 5
Dalam bukunya, “Yurisprudensi dalam Biografi Muhammad”, Dr. Muhammad Sa’id Ramadan al-Buti, seorang sarjana Mesir kenamaan dari Universitas Al-Azhar, menuliskan bahwa perang ofensiflah yang merupakan “perang suci termulia” di dalam Islam, dan bukan perang defensif:
“Perang suci (jihad Islam), seperti yang dikenal dalam yurisprudensi Islam, pada dasarnya adalah perang ofensif. Inilah tugas Muslim di segala usia ketika kekuatan militer yang dibutuhkan tersedia bagi mereka. Inilah fase dimana makna dari perang suci telah mencapai bentuk finalnya. Maka rasul Allah berkata: ‘Saya diperintahkan untuk memerangi orang sampai mereka percaya kepada Allah dan pesan-pesan-Nya…Konsep Perang Suci (jihad) dalam Islam tidak mempertimbangkan apakah itu merupakan perang defensif ataukah perang ofensif. Tujuannya adalah peninggian Perkataan Allah dan konstruksi masyarakat islami dan pendirian Kerajaan Allah di bumi dengan cara apapun. Cara yang digunakan adalah peperangan ofensif. Inilah puncaknya, Perang suci yang termulia”. 6
Berdasarkan ensiklopedia Islam, “perjuangan itu diwajibkan bahkan sekalipun orang-orang kafir tidak memulai peperangan”.7 Konsep jihad, di dalam Islam secara literal artinya menyerang orang-orang kafir dengan tujuan untuk mentobatkan mereka kepada Islam “dengan bujukan maupun dengan paksaan”, ”sekalipun mereka tidak memulai peperangan itu”.
DOMINASI GLOBAL
Dilahirkan pada tahun 1905, Mawlana Sayid Abul Ala Mawdudi, adalah seorang sarjana Islam dari India. Ceramah-ceramahnya (khutbah) dan tulisan-tulisannya diakui oleh dunia. Di dalam dunia Islam ia dipandang sebagai salah satu sarjana Islam yang terbesar. Inilah pendapatnya mengenai Islam dan dominasi global:
“Islam bukanlah agama yang normal seperti agama-agama lainnya di dunia, dan bangsa-bangsa Muslim tidaklah sperti bangsa-bangsa normal lainnya. Bangsa-bangsa Muslim sangat istimewa karena mereka mempunyai perintah dari Allah untuk memerintah seluruh bumi dan mengatasi semua bangsa di dunia”. 8
Mawdudi menjelaskan tujuan-tujuan dan sasaran Islam sebagai berikut:
“Islam adalah sebuah iman yang revolusioner yang datang untuk menghancurkan pemerintahan apapun yang didirikan oleh manusia. Islam berusaha untuk menjadikan kondisi sebuah bangsa lebih baik daripada bangsa yang lain. Islam tidak peduli soal tanah atau siapa yang memiliki tanah itu. Tujuan Islam adalah untuk memerintah seluruh dunia dan menundukkan semua umat manusia kepada iman di dalam Islam. Bangsa atau kuasa apapun yang menghalangi tercapainya tujuan itu, akan diperangi dan dihancurkan oleh Islam. Untuk mencapai tujuan itu, Islam dapat menggunakan semua kekuatan yang ada dan cara apapun yang dapat digunakan untuk melakukan revolusi di seluruh dunia. Inilah jihad”. 9
Kita telah melihat apa yang dikemukakan oleh beberapa sarjana terkemuka mengenai jihad dan tujuan Islam untuk dominasi global. Sudut pandang mereka sangatlah jalas. Namun apakah pendapat dari para pemimpin Muslim Barat yang lebih modern mengenai hal ini?
PENDAPAT KAUM MUSLIM MODERN BARAT MENGENAI
TUJUAN ISLAM UNTUK MENDOMINASI DUNIA
Aduallah al-Araby dalam bukunya The Islamization of America mengutip sebuah surat yang menakutkan dari seorang Uskup Agung Katolik kepada Paus. Dalam surat terbukanya kepada Paus, Uskup Agung Izmir (Smyrna), Turki, Pendeta Guiseppe Germano Barnardini, menceritakan sebuah pertemuan orang Kristen dan Muslim baru-baru ini yang bertujuan untuk mengadakan dialog antar agama. Sebuah kutipan dari suratnya menceritakan bahwa selama pertemuan itu, seorang otoritas Muslim berdiri dan berbicara dengan tenang dan meyakinkan:
“Terimakasih untuk hukum-hukum anda yang demokratis, kami akan menginvasi anda. Terimakasih untuk hukum-hukum agama kami, kami akan mendominasi anda”.10
Jika anda mengunjungi situs hampir semua mesjid di Amerika, secara beragam anda akan melihat sebuah hubungan dengan Dewan Hubungan-hubungan Amerika-Islam (CAIR). CAIR, adalah sebuah kelompok islami di Washington yang suka menampilkan dirinya sebagai sebuah kelompok hak-hak sipil Islam moderat. “Kami sama dengan orang Muslim NAACP”, kata jurubicara Ibrahim Hooper. “Sejak berdirinya pada tahun 1994, CAIR telah mengumpulkan banyak sumbangan, mengirim undangan ke Gedung Putih, dan dengar pendapat yang serius dengan pihak pemerintah”.11
Namun, menurut Omar Ahmed, Ketua dewan CAIR:
“Islam di Amerika tidak boleh disamakan dengan agama-agama lain, tapi harus menjadi dominan. Quran harus menjadi otoritas yang tertinggi di Amerika, dan Islam harus menjadi satu-satunya agama yang diterima di bumi”. 12
Ini adalah Omar Ahmed yang sama yang menyerang Pendeta Franklin Graham karena menyebut Islam “sebuah agama yang jahat”. Ahmed menanggapi Graham dengan sebuah pernyataan terbuka:
“Pelajarilah Islam dan Muslim lebih dalam lagi sebelum anda mengulangi pernyataan-pernyataan anda yang penuh kesalahan dan memecah-belah tentang salah satu dari tiga agama Abrahamis yang besar yaitu Yudaisme, Kekristenan dan Islam. Pernyataan-pernyataan semacam itu hanya menaburkan kecurigaan dan permusuhan diantara orang-orang Amerika. Sebagai seorang pemimpin agama semestinya anda berupaya membangun kembali dasar nasional kita daripada berusaha merobohkannya”.13
Boleh jadi Pendeta Graham lebih memahami doktrin totalitarian yang sebenarnya dalam Islam daripada Ahmed. Boleh jadi Pendeta Graham telah membaca pernyataan Ahmed mengenai tujuan Islam untuk mendominasi Amerika dan dunia luar ketika Ahmed mengeluarkan pernyataannya. Bagaimanapun, melalui kedua pernyataan ini, mudah sekali kita melihat lidah Ahmed yang bercabang, dan juga ada banyak Muslim yang seperti beliau. Ketika berbicara secara tertutup kepada orang Muslim, Ahmed mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah, yang bertujuan menaklukkan Amerika. Tetapi ketika berbicara kepada Media, ia berbicara soal “tiga agama besar Abrahamis”, dan kemudian ia menuduh Graham sebagai “pemecah-belah”.
Daniel Pipes, seorang sarjana militan Islam dan direktur Forum Timur Tengah, mengemukakan perihal aspirasi terbuka dari seorang Muslim Amerika ternama, untuk mengambil alih Amerika. Pipes memperkenalkan Ismail Al-Faruqi:
“Ismail Al-Faruqi adalah seorang imigran Palestina yang mendirikan Institut Internasional Pemikiran Islam dan selama bertahun-tahun mengajar di Univesitas Temple di Philadelphia. “Tidak ada yang lebih besar”, tulis Al-Faruqi pada awal 1980-an, “daripada benua (Amerika Utara) yang kaya, awet muda dan penuh semangat ini saat ia berpaling dari kehidupan lamanya yang jahat dan melangkah maju di bawah panji-panji Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”. 14
Di Inggris dan di seluruh Eropa, kekuatan Islam telah jauh lebih maju daripada di Amerika. Oleh karena itu, dalam konteks seperti ini, kita melihat bagaimana pernyataan-pernyataan agresif semakin dikemukakan secara terbuka. Sejak awal 1989, orang-orang Eropa dikejutkan ketika melihat ribuan orang Muslim melakukan protes secara terbuka di jalan-jalan di Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, dan Belanda sambil membawa poster-poster dengan slogan yang provokatif, “Islam-agama kami hari ini, agama kalian esok hari”.15
Tertanggal 15 Juni 1990, The Muslim Manifesto, yang diterbitkan oleh almarhum Dr.Kalim Siddiqui, yang waktu itu adalah ketua dari Institut Muslim, (sekarang Parlemen Muslim di Inggris Raya) pada halaman 16 paragraf 7 menyatakan:
“Jihad adalah persyaratan dasar dalam Islam. Hidup di Inggris atau memiliki kewarganegaraan Inggris melalui kelahiran atau naturalisasi tidak membebaskan orang Muslim dari kewajibannya (baik laki-laki maupun perempuan) untuk berpartisipasi dalam Jihad”.16
Dr. Siddiqui tidak mengecualikan Inggris dari tempat-tempat yang harus “diperangi dengan senjata”. Jihad wajib dilaksanakan dimana pun. Dan dengan berlalunya waktu, panggilan untuk berjihad di Eropa telah mengalami kemajuan hingga pada titik diproklamirkan secara terbuka di jalan-jalan oleh para pemimpin Muslim radikal. Dalam New York Times tanggal 26 April 2004 kita membaca:
“Panggilan berjihad muncul di jalanan di Eropa… Di sebuah kota di utara London, yang dulunya adalah kota industri, sekelompok kecil orang-orang muda Inggris…mengatakan bahwa mereka ingin melihat Perdana Menteri Tony Blair mati atau bersumpah dan bendera Islam dikibarkan di Downing Street No.10. Mereka menyatakan persekutuan dengan Osama bin Laden dan bertujuan untuk merobohkan demokrasi Barat untuk mendirikan sebuah negara Islam super di bawah hukum Syariah, seperti Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban. Mereka menyebut para pembajak dalam peristiwa 11 September sebagai “Magnificent 19” dan mengganggap pemboman kereta di Madrid sebagai sebuah cara yang cerdik untuk menyerang Eropa. Pemimpin mereka, Sheik Omar Bakri Mohammad, mengemukakan kesetiaannya kepada Osama bin Laden. Jika Eropa tidak mengindahkan tawaran gencatan senjata Laden – memutuskan semua pasukan asing ditarik dari Irak dalam waktu tiga bulan – orang Muslim tidak akan dihalangi dari menyerang negara-negara Barat yang mereka diami, ujar Sheik. ”Semua Muslim di Barat diwajibkan,” katanya, untuk ‘menjadi pedangnya’ dalam sebuah perang yang baru. Orang Eropa perhatikanlah, ditambahkan Sheik, ‘Adalah bodoh memerangi orang yang menginginkan kematian – itulah yang mereka cari’…dan ia memperingatkan para pemimpin Barat, ‘Kalian dapat membunuh bin Laden, tapi tidak fenomenanya – kalian tidak dapat menghancurkannya. Saudara-saudara Muslim kami dari luar negeri suatu hari akan datang dan menaklukkan tempat ini dan kemudian kami akan hidup di bawah Islam dalam kewibawaan,’ katanya”.17
Dr. Siddiqui dan Sheik Omar Bakri Mohammad tidaklah sendirian dalam menyerukan jihad Islam radikal terhadap kampung halaman mereka sendiri di Eropa:
“Abu Hamza, ulama yang dituduh mengajari Richard Reid sebelum ia mencoba meledakkan sebuah pesawat jet yang terbang dari Paris ke Miami dengan bahan peledak yang disembunyikan dalam sepatunya, mendesak sekitar 200 orang di luar mesjidnya di Finsbury Park untuk menerima kematian dan “budaya martir”.18
Maka tidaklah mengejutkan, ketika dalam perang dengan Afghanistan, diantara orang-orang yang ditawan oleh pasukan Amerika, setidaknya ada tiga orang berkewarganegaraan Inggris. Atau pada April 2003, ada dua warga negara Inggris yang bertanggung-jawab atas bom bunuh diri yang menewaskan tiga orang Inggris lainnya di sebuah kafe di Tel Aviv. Dan ketika reporter Wall Street Journal Daniel Pearl dipenggal di Pakistan, Omar Sheik Saeed yang adalah seorang yang telah mengenyam pendidikan yang baik di Inggris, dan pernah digambarkan sebagai “seorang Inggris yang sempurna”, karena telah menjadi seorang Muslim radikal, pada akhirnya ia adalah aktor intelektual dari penculikan dan merekam pemenggalan Pearl di video. Mestikah kita terkejut? Haruskah kita terkejut melihat dampak Islam yang seperti ini terhadap seseorang? Jika para pemimpin Muslim terkemuka di Eropa memuji Osama bin Laden secara terbuka, dan menyerukan jihad dan kemartiran, lalu mengapa kita terkejut ketika orang-orang muda Muslim yang mudah dipengaruhi, menjawab panggilan ini di seluruh dunia. Sementara 15 dari 19 orang pembajak yang melakukan serangan besar adalah orang Arab Saudi, akankah dunia terkejut ketika tindakan seperti itu dilakukan oleh orang-orang Muslim Inggris? Bagaimanakah dunia Barat akan bereaksi jika “kotak-kotak hitam” yang selamat dari puing-puing World Trade Center berisikan rekaman suara orang-orang muda yang meneriakkan “Allahu Akbar!” dengan aksen Inggris atau Amerika yang sangat jelas?
KESIMPULAN
Orang-orang Muslim di Barat secara reguler menyebut Islam sebagai “agama damai”, namun agama damai ini bertanggung-jawab atas lebih dari 90% peperangan yang ada di dunia saat ini. Pikirkanlah kenyataan ini. Mayoritas terorisme dunia, kekerasan dan perang secara religius dimotivasi oleh Islam.
“Ada sekitar 400 kelompok teroris di dunia yang telah diketahui. Lebih dari 90% dari kelompok-kelompok ini adalah kelompok-kelompok Islam (kelompok teroris Islam radikal). Lebih dari 90% peperangan dunia yang terjadi sekarang melibatkan gerakan-gerakan teror Islam”.19
Tujuan tak berkesudahan dari para apologis Muslim moderat adalah mengklaim bahwa kelompok-kelompok teroris radikal tidak bersikap sesuai dengan Islam. Sementara saya tidak meragukan bahwa banyak kaum Muslim moderat yang sangat jijik terhadap pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh banyak kelompok garis keras, para teroris sesungguhnya sedang melaksanakan sebuah aspek yang sangat sah dalam Islam seperti yang dikemukakan oleh teks-teks Islam, para sarjana dan representasi Islam. Sesungguhnya mereka sedang bersikap sesuai dengan jalan Islam. Mereka bersikap seperti Muhammad dan para penerusnya. Walau seringkali dikatakan bahwa para teroris telah “membajak” Islam, jika dinilai dari apa yang sesungguhnya diajarkan Islam, pada kenyataannya orang-orang yang disebut sebagai Muslim Moderat sebenarnya adalah orang-orang yang sedang berusaha untuk mengubah ajaran-ajaran Islam yang sejati.
Ketika kita memperhatikan rata-rata pertumbuhan Islam, dikombinasikan dengan konsep jihad dalam Islam, dan semakin populernya penfasiran radikal (terhadap teks-teks Islam-Red), bahkan di Barat, konsep dunia masa depan yang berada di bawah kediktatoran fasis Islam sangat mungkin terjadi. Hanya berdasarkan tren dan statistik saja tidaklah sulit melihat kemungkinan terwujudnya kenyataan itu dalam abad ini. Alkitab mengajarkan bahwa di masa yang akan datang, seseorang akan tampil, yang tujuan utamanya adalah untuk mencapai dominasi dunia secara komplet melalui kekaisaran politis-militer-religiusnya. Islam mempunyai tujuan yang sama persis dengan itu dan inheren sampai ke doktrin-doktrin mendasarnya. Dan hari ini, saat kita melihat panggilan jihad diserukan semakin keras lagi oleh para pemimpin Muslim radikal di seluruh dunia, Islam perlahan-lahan bergerak semakin dekat kepada tercapainya tujuannya yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar