“Mereka memberitahukan padaku bahwa arti sebenarnya dari Islam adalah “damai”. Namun mereka berbohong. Sekarang saya tahu bahwa arti sebenarnya adalah “penundukan”, yang berlawanan dengan damai. Saya berlaku tidak adil kepada dunia ketika saya berusaha memuliakan Islam.”
Sebagaimana telah kita saksikan, meninggalkan Islam bukanlah sebuah pilihan yang mudah atau sebuah opsi yang mudah untuk dijalankan. Untuk menjadi seorang murtadin artinya bukan saja memperlihatkan punggungmu terhadap imanmu sebelumnya, atau terhadap teman-temanmu, tetapi dalam banyak kasus bahkan engkau harus membelakangi keluargamu. Hal itu pun membuatmu harus mempertanyakan dan menyangkali sepenuhnya segala hal yang sebelumnya engkau percayai. Ketika kesadaran ini dialami oleh Dee Anna dia merasa terdorong untuk menulis surat kepada Ali Sina di situs Faith Freedom, sebab ia mulai berpikir bahwa ia dan banyak murtadin lainnya sepenuhnya benar.
Hal yang paling penting yang coba diangkat dalam buku ini diungkapkan dengan jelas dalam surat pendek yang ditulis oleh Dee Anna: Islam artinya penundukan, bukan damai. Kisah Dee Anna membuktikan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, bisa juga terjadi pada orang lain.
Kesaksian Dee Anna
Saya sangat berharap bahwa Islam itu adalah sesuatu yang baik, hingga saya jatuh ke dalam perangkapnya dan mencoba untuk membuatnya sebagai sesuatu yang baik.
Lalu kemudian saya perhatikan saudara-saudaraku yang ada di Islam, yang memuji aku saat aku memuji Islam, mereka pun dengan segera menyebut aku setan ketika aku mulai mempertanyakan kebohongan-kebohongan yang diberitahukan kepadaku mengenai Islam...karena, anda lihat bahwa sesungguhnya aku tidak tahu apa pun tentang Islam, sama sekali tidak tahu. Tanggal 11 September adalah kali pertama aku mempertanyakan Islam.
Tetapi saya sangat berhasrat untuk mengasihi dunia sehingga ia bisa menjadi sebuah dunia yang lebih baik. Orang-orang Muslim mulai berkata kepadaku bahwa Osama Bin Laden bagi Islam sama seperti Anti-Kristus bagi orang-orang Kristen. Mereka memberitahukan kepadaku bahwa semua hal tentang Islam berarti damai dan kasih, dan bahwa Muhammad adalah seorang nabi agung yang mempromosikan perdamaian. Mereka memujinya seolah-olah ia sangat mendukung sekali kesejahteraan kaum wanita. Pada dasarnya mereka menjadikan Muhammad seolah-olah seorang dewa. Tetapi mereka tidak memberitahukan kepadaku aksi-aksinya yang jahat, dan ketika aku mulai mempelajarinya dan ingin berdiskusi dengan mereka sebab aku masih berharap bahwa Islam itu memang benar-benar sesuatu yang baik, dan barangkali disana ada penjelasan yang masuk akal mengapa Muhammad melakukan hal-hal yang dianggap jahat itu, maka dengan cepat aku belajar bahwa berani mempertanyakan Muhammad sama artinya dengan memperlakukannya seolah-olah ia setan, mengancam, melecehkan, dan lain sebagainya. Mereka juga melihat diri mereka sebagai orang-orang yang melakukan yang baik. Sebagai hasilnya, saya mulai mempelajari lebih banyak lagi, dan setelah melakukan riset selama empat hingga lima tahun dan mencoba membuktikan bahwa murtad dari Islam adalah sesuatu yang salah untuk dilakukan, maka saya menemukan bahwa para murtadin itu sepenuhnya benar.
Saya mengajukan tantangan-tantangan mengenai kemurtadan dihadapan teman-teman Islam saya, dengan menganggap mereka seolah-olah tengah menantang saya. Tetapi mereka tidak bisa membantah tantangan-tantangan yang saya ajukan. Mereka hanya menyerang dan mengata-ngatai saya sebagai setan. Orang terdekat yang dengannya aku bekerja paling keras untuk mempertahankan diri sekarang menjadi musuhku. Karena mereka mengata-ngataiku sebagai setan, maka kemarahanku pun semakin lama semakin besar. Semakin banyak aku melihat kebenaran mengenai Islam, maka aku pun semakin menjadi marah. Aku merasa terluka, sangat-sangat terluka, takut, syok, dan terhina.
Di satu sisi mereka coba membawa non-Muslim kepada Islam – coba meyakinkan orang bahwa Islam adalah pembawa damai dan kasih, tetapi mereka sendiri tidak pernah menunjukkan kepadaku makna dari kasih dan perdamaian ini. Mereka juga tidak pernah menunjukkan kasih ini kepada orang lain yang tidak memuliakan Islam seperti yang mereka lakukan. Saya mulai dengan mengasihi Islam secara penuh dan memiliki hasrat yang besar untuk memeluknya dan dipeluk olehnya. Saya mempertahankannya. Aku menyampaikan kebohongan-kebohongan yang ia latih untuk aku katakan. Mereka memberitahukan padaku bahwa arti sebenarnya dari Islam adalah “damai”. Namun mereka berbohong. Sekarang saya tahu bahwa arti sebenarnya adalah “penundukan”, yang berlawanan dengan damai. Saya berlaku tidak adil kepada dunia ketika saya berusaha memuliakan Islam. Dan sekarang, setelah aku mengetahui kebenaran tentang Islam, yaitu seluruh kebenaran tentang Islam; dan karena semua hal yang ia lakukan kepadaku dan oleh karena apa yang ia lakukan kepada orang-orang percaya dan yang tidak percaya adalah berbeda, maka sekarang aku membenci Islam. Dengan mengatakan hal ini seringkali aku dikata-katai sebagai setan, dan mereka memandangku hanya dengan kebencian. Tetapi mereka tidak mengerti. Saya membenci Islam sebab saya mencintai kemanusiaan. Saya mengasihi orang-orang percaya, tetapi juga orang-orang yang tidak percaya, dan aku benci dengan apa yang dilakukan oleh Islam kepada mereka, dan apa yang ia telah lakukan kepada kemanusiaan. Aku benci kepada Islam dan aku tidak akan pernah lagi mau membelanya, tidak akan pernah lagi tunduk dan menyerah kepadanya!
Sebagaimana telah kita saksikan, meninggalkan Islam bukanlah sebuah pilihan yang mudah atau sebuah opsi yang mudah untuk dijalankan. Untuk menjadi seorang murtadin artinya bukan saja memperlihatkan punggungmu terhadap imanmu sebelumnya, atau terhadap teman-temanmu, tetapi dalam banyak kasus bahkan engkau harus membelakangi keluargamu. Hal itu pun membuatmu harus mempertanyakan dan menyangkali sepenuhnya segala hal yang sebelumnya engkau percayai. Ketika kesadaran ini dialami oleh Dee Anna dia merasa terdorong untuk menulis surat kepada Ali Sina di situs Faith Freedom, sebab ia mulai berpikir bahwa ia dan banyak murtadin lainnya sepenuhnya benar.
Hal yang paling penting yang coba diangkat dalam buku ini diungkapkan dengan jelas dalam surat pendek yang ditulis oleh Dee Anna: Islam artinya penundukan, bukan damai. Kisah Dee Anna membuktikan bahwa apa yang terjadi pada dirinya, bisa juga terjadi pada orang lain.
Kesaksian Dee Anna
Saya sangat berharap bahwa Islam itu adalah sesuatu yang baik, hingga saya jatuh ke dalam perangkapnya dan mencoba untuk membuatnya sebagai sesuatu yang baik.
Lalu kemudian saya perhatikan saudara-saudaraku yang ada di Islam, yang memuji aku saat aku memuji Islam, mereka pun dengan segera menyebut aku setan ketika aku mulai mempertanyakan kebohongan-kebohongan yang diberitahukan kepadaku mengenai Islam...karena, anda lihat bahwa sesungguhnya aku tidak tahu apa pun tentang Islam, sama sekali tidak tahu. Tanggal 11 September adalah kali pertama aku mempertanyakan Islam.
Tetapi saya sangat berhasrat untuk mengasihi dunia sehingga ia bisa menjadi sebuah dunia yang lebih baik. Orang-orang Muslim mulai berkata kepadaku bahwa Osama Bin Laden bagi Islam sama seperti Anti-Kristus bagi orang-orang Kristen. Mereka memberitahukan kepadaku bahwa semua hal tentang Islam berarti damai dan kasih, dan bahwa Muhammad adalah seorang nabi agung yang mempromosikan perdamaian. Mereka memujinya seolah-olah ia sangat mendukung sekali kesejahteraan kaum wanita. Pada dasarnya mereka menjadikan Muhammad seolah-olah seorang dewa. Tetapi mereka tidak memberitahukan kepadaku aksi-aksinya yang jahat, dan ketika aku mulai mempelajarinya dan ingin berdiskusi dengan mereka sebab aku masih berharap bahwa Islam itu memang benar-benar sesuatu yang baik, dan barangkali disana ada penjelasan yang masuk akal mengapa Muhammad melakukan hal-hal yang dianggap jahat itu, maka dengan cepat aku belajar bahwa berani mempertanyakan Muhammad sama artinya dengan memperlakukannya seolah-olah ia setan, mengancam, melecehkan, dan lain sebagainya. Mereka juga melihat diri mereka sebagai orang-orang yang melakukan yang baik. Sebagai hasilnya, saya mulai mempelajari lebih banyak lagi, dan setelah melakukan riset selama empat hingga lima tahun dan mencoba membuktikan bahwa murtad dari Islam adalah sesuatu yang salah untuk dilakukan, maka saya menemukan bahwa para murtadin itu sepenuhnya benar.
Saya mengajukan tantangan-tantangan mengenai kemurtadan dihadapan teman-teman Islam saya, dengan menganggap mereka seolah-olah tengah menantang saya. Tetapi mereka tidak bisa membantah tantangan-tantangan yang saya ajukan. Mereka hanya menyerang dan mengata-ngatai saya sebagai setan. Orang terdekat yang dengannya aku bekerja paling keras untuk mempertahankan diri sekarang menjadi musuhku. Karena mereka mengata-ngataiku sebagai setan, maka kemarahanku pun semakin lama semakin besar. Semakin banyak aku melihat kebenaran mengenai Islam, maka aku pun semakin menjadi marah. Aku merasa terluka, sangat-sangat terluka, takut, syok, dan terhina.
Di satu sisi mereka coba membawa non-Muslim kepada Islam – coba meyakinkan orang bahwa Islam adalah pembawa damai dan kasih, tetapi mereka sendiri tidak pernah menunjukkan kepadaku makna dari kasih dan perdamaian ini. Mereka juga tidak pernah menunjukkan kasih ini kepada orang lain yang tidak memuliakan Islam seperti yang mereka lakukan. Saya mulai dengan mengasihi Islam secara penuh dan memiliki hasrat yang besar untuk memeluknya dan dipeluk olehnya. Saya mempertahankannya. Aku menyampaikan kebohongan-kebohongan yang ia latih untuk aku katakan. Mereka memberitahukan padaku bahwa arti sebenarnya dari Islam adalah “damai”. Namun mereka berbohong. Sekarang saya tahu bahwa arti sebenarnya adalah “penundukan”, yang berlawanan dengan damai. Saya berlaku tidak adil kepada dunia ketika saya berusaha memuliakan Islam. Dan sekarang, setelah aku mengetahui kebenaran tentang Islam, yaitu seluruh kebenaran tentang Islam; dan karena semua hal yang ia lakukan kepadaku dan oleh karena apa yang ia lakukan kepada orang-orang percaya dan yang tidak percaya adalah berbeda, maka sekarang aku membenci Islam. Dengan mengatakan hal ini seringkali aku dikata-katai sebagai setan, dan mereka memandangku hanya dengan kebencian. Tetapi mereka tidak mengerti. Saya membenci Islam sebab saya mencintai kemanusiaan. Saya mengasihi orang-orang percaya, tetapi juga orang-orang yang tidak percaya, dan aku benci dengan apa yang dilakukan oleh Islam kepada mereka, dan apa yang ia telah lakukan kepada kemanusiaan. Aku benci kepada Islam dan aku tidak akan pernah lagi mau membelanya, tidak akan pernah lagi tunduk dan menyerah kepadanya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar