Sabtu, 28 November 2009

Lampiran 2 Muhammad, Nabi “Penutup Kenabian”

Barangkali pasal yang paling memukau dalam Hadis adalah teks dimana dinyatakan bahwa Muhammad adalah seorang nabi karena pada tengkuknya, terdapat sebuah tanda, berupa daging tumbuh di antara kedua bahunya.

Diriwayatkan As-Saib bin Yazid: Saya berdiri di belakang Muhammad dan saya melihat segel kenabian yang terdapat di antara kedua bahunya dan segel tersebut seperti “Ziral-Hijla” (artinya kancing dari sebuah tenda kecil). Tetapi beberapa orang menyebutnya semacam “telum ayam hutan”.

Hadis I/189; lihat juga Hadis IV/741.

Hadis ini sangat menarik perhatian karena mengungkapkan kepercayaan Arab bahwa “segel kenabian” ditandai dengan unsur kedagingan, yaitu adanya daging tumbuh di antara kedua bahu.

Seorang Shaman Pagan

Muhammad adalah seorang Shaman, yang menguasai para jin, yaitu roh-roh yang tinggal di batu-batu karang, di air, dan di pohon-pohon (Hadis I/740; V/199)

Tanda-Tanda Fisik Mengenai Adanya Wahyu Ilahi

Di dalam Hadislah kita dapat menemukan deskripsi mengenai gejala fisik yang dialami dalam diri Muhammad pada saat dia diperkirakan menerima wahyu ilahi (padahal gejala fisik yang “kuat, sering, dan teratur” ini tidak dikenal oleh nabi-nabi terdahulu ketika mendengar/mengalami pewahyuan).



Sebagaimana yang pernah kami ungkapkan, gejala fisik semacam itu adalah ciri-ciri dari seorang yang menderita epilepsi atau gangguan otak lainnya. Silahkan pembaca sendiri menilai gejala apakah yang mungkin dialami Muhammad tersebut. Lihat bukti-bukti dalam Hadis sebagai berikut:

1. Muhammad merasakan adanya deringan dalam telinganya seolah-olah seperti dia mendengar bunyi bel berdering (Hadis I/1, dan IV/438).

2. Jantungnya berdegup dengan cepat (Hadis I/3).

3. Wajahnya menjadi merah (Hadis II, pasal 16, hal 16, hal 354; V/618; VI/508).

4. Nafasnya sangat berat (Hadis VI/508)

5. Dia tiba-tiba terjatuh atau terbaring (Hadis II pasal 16, halaman 354; IV/461, “Saya jatuh ke tanah”; V/170, “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata melotot menghadap ke langit; VI/448, “Saya jatuh ke tanah”).

6. Dia akan minta diselimuti badannya (Hadis I/3; II pasal 16, halaman 354; III/17; IV/461, “Saya jatuh ke tanah….dan berkata, “Selimuti saya! (dengan) selimut, selimuti saya!” Kemudian Allah mengirimkan wahyunya: “Wahai engkau yang terbungkus selimut!” (Hadis V/170), “Dia jatuh tak sadarkan diri di tanah dengan kedua mata (terbuka) menghadap ke langit. Ketika dia sadar, dia berkata, “Kain sarung saya! Kain sarung saya!” (Hadis IV/447, 448, 468, 481).

7. Bibirnya gemetar ketika dia terkapar di tanah (Hadis I/4).

8. Dia mendengar dan melihat sesuatu yang orang lain tidak dengar dan tidak lihat (Hadis I/2,3; IV/458,461; VI/ 447).

9. Dia akan berkeringat banyak sekali (Hadis I/2; II/544; III/829; IV/95; V/462).

10. Dia kadang-kadang mendengkur seperti onta (Hadis II pasal 16 halaman 354; III/17).

11. Dia kadang-kadang bermimpi (Hadis I/3; V/659; VI/478).

(Di Hadis lain, ketika kedatangan Wahyu, Muhammad tercatat mengalami stress dengan mulut berbuih dan mata tertutup, lalu sesekali mendengus seperti anak onta (Ahmad bin Hanbal I/34, 464; VI/163). Abu Huraira berkata bahwa Nabi mendapat sakit di bagian kepala. Dan Ibnu Hisham dalam Al-Sirah al-Nabawiya berkata bahwa Nabi biasa berlaku seperti orang mabok ketika wahyu datang kepadanya dan lain-lain.

“Dia pernah kena sihir, sehingga beliau mengkhayalkan mengerjakan sesuatu, padahal beliau tidak mengerjakannya” (HSB. 1414). Hadis ini turut mencurigai Muhammad jangan-jangan yang dianggap wahyu itu bukanlah wahyu yang sejati. Wahyu sejati dari Allah tidak boleh menakutkan penerimanya dan malaikat Gabriel selalu, dan pertama-tama, menjaga dan menyuarakan “Jangan takut!” dalam setiap penampakannya yang mungkin mengagetkan manusia (Lukas 1:30, 2:10 dan lain-lain).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar